Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Pemeriksaan sampel Covid-19 di Laboratorium Bio Safety Level-2 Universitas Padjadjaran (Unpad) kini mengalami penurunan. Setelah lonjakan kasus pada Juli lalu, kini yang diperiksa berkisar 100-300 sampel harian. Sebagian hasilnya diperlukan untuk syarat terbang ke berbagai tempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Laboratorium Bio Safety Level-2 Universitas Padjadjaran (BSL-2 Unpad) Lia Faridah mengatakan, tempatnya menjadi salah satu lokasi rujukan pemerintah yang memiliki kapasitas besar. Laboratorium di Jalan Eyckman, Bandung, itu diminta untuk memeriksa sebanyak 7.000 sampel per hari sejak pemerintah meningkatkan tracking dan tracing. “Kenyataannya di lapangan sampel yang masuk juga sedikit,” katanya, Rabu 18 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lab BSL-2 Unpad menerapkan pemeriksaan berbayar. Alasannya, kata Lia, karena pemerintah dan universitas tidak menanggung penuh biaya pemeriksaan sampel Covid-19. Tes PCR biasa ditetapkan Rp 400 ribu, sementara yang hasilnya cepat Rp 495 ribu. Harganya jauh lebih murah dari patokan pemerintah sebesar Rp 900 ribu yang baru-baru ini diturunkan sekitar separuhnya. “Misinya kan kami memudahkan, memurahkan dengan hasil yang valid untuk rakyat,” ujar Lia.
Harga tes PCR itu berdasarkan biaya yang tidak ditanggung pemerintah. Lab BSL-2 Unpad mendapat bantuan reagen ekstraksi dan reagen PCR dari pemerintah. Pasokannya hingga untuk empat bulan ke depan. “Cuma sekarang yang enggak lancar jumlah sampelnya,” kata Lia.
Selama ini, laboratorium BSL-2 Unpad yang beroperasi sejak awal pandemi menerima sampel pasien Covid-19 rujukan dari kota dan kabupaten di Jawa Barat serta kalangan umum yang datang untuk diperiksa. “Sekarang kebanyakan dari kalangan umum yang mau terbang,” ujarnya.
Saat terjadi lonjakan kasus, jumlah total yang diperiksa bisa mencapai 1.000-2.000 sampel per hari. Sementara pada waktu lain, biasanya jumlah yang diperiksa minimal 500 sampel atau rata-rata 800 sampel per hari. “Sekarang paling banyak 100 sampai 300, sama lab lain juga begitu,” kata Lia.
Dia mencontohkan kondisi di Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat di Bandung yang gratis. Dari biasanya memeriksa 2.000 menjadi 300 sampel per hari.