Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Seniman Bandung Tjutju Widjaja meraih gelar doktor Ilmu Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) di usia 79 tahun. Karya tugas akhir pelukis itu pun dituangkan lewat sapuan kaligrafi Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tema yang diangkat dalam sidang disertasinya pada 9 Desember 2020 itu tentang kelenteng perempuan di Bandung dan para pendeta yang semuanya perempuan (Zhai Ji). Tema itu diakuinya bertolak dari kenangan masa kecil ketika diajak ibunya ke sebuah kelenteng perempuan di Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Minim referensi, Tjutju menggali dan melakukan observasi tentang eksistensi pendeta perempuan di kelenteng itu. Beberapa kelenteng di Bandung menurutnya sampai kini masih punya pendeta perempuan. “Jumlahnya sekitar seratus orang di berbagai tempat,” kata dia kepada Tempo, Sabtu, 26 Desember 2020.
Tjutju mendapatkan cerita miris soal asal-usul para pendeta perempuan itu di kelenteng sejak 1930-an. Selama ini keberadaan mereka tidak banyak diketahui publik karena mereka menjaga jarak dengan orang asing.
Sebagian dari mereka adalah bayi yang ditolak keluarganya karena berkelamin perempuan lalu dititipkan ke kelenteng. Dalih lain yaitu karena sudah banyak anak perempuan di keluarga, atau berkonflik dengan mertuanya. “Setelah besar mereka bisa hidup dan solid di dalam kelenteng,” ujar Tjutju.
Menurut Tjutju, alasannya melanjutkan studi di usia lanjut karena ada penyesalan. Selulus Sekolah Menengah Atas, kuliahnya hanya bertahan sekitar setahun di beberapa kampus. Padahal orangtuanya menaruh harapan besar agar Tjutju berpendidikan tinggi. “Kenapa saya waktu muda tidak benar- benar sekolah,” katanya
Setelah anak-anaknya besar dan didorong suami, Tjutju kuliah lagi pada usia 61 tahun. Mulai dari program diploma 3 tahun, dia melanjutkan ke program S1 di Universitas Kristen Maranatha, Bandung. “Dulu saya kira kuliahnya cuma seni rupa aja ternyata macam-macam, jadi tantangan buat saya bisa enggak,” ujarnya.
Tjutju berhasil lulus dengan cum laude pada 2008. Lanjut studi S2 di ITB, dia lulus pada 2010. Pada 2017, Tjutju mulai menjadi mahasiswi program doktoral ITB.
Disertasi Tjutju berjudul Representasi Feminisme Kelenteng Perempuan dan Zhai Ji (Pendeta Perempuan) di Bandung. Mengutip dari laman ITB, dosen pembimbingnya yaitu Setiawan Sabana, Ira Adriati, serta Rudy Harjanto. Ketua sidang terbuka doktoralnya yaitu Yasraf Amir Piliang, dengan para penguji Andryanto Rikrik Kusmara, Nurdian Ichsan, serta Ariessa Pandanwangi.