Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, California - Tak lama setelah rilis film Star Wars Episode VII: The Force Awakens, teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA memotret penampang kosmik yang tampak seperti lightsaber berbilah ganda, pedang yang kerap digunakan Kesatria Jedi dalam film Star Wars. Di tengah foto tampak debu kosmik seperti jubah Jedi. Obyek tersebut sebetulnya adalah bintang yang baru lahir. Di sebelah kanan bintang baru berjubah ini terdapat beberapa titik terang.
John Grunsfeld, astronot sekaligus asosiasi administrator di Direktorat Misi Sains NASA, mengatakan, memang fiksi ilmiah telah menjadi inspirasi para ilmuwan dalam mencari hal-hal baru dari alam semesta. "Tak terkecuali Star Wars," ujarnya, seperti dikutip dari laman situs NASA, Senin, 21 Desember 2015. Hanya saja, potret yang ditangkap Hubble tersebut memang kebetulan.
Lightsaber tersebut bukan berada di galaksi yang jauh, melainkan berada di dalam Galaksi Bimasakti, yakni berjarak 1.350 tahun cahaya. Pergolakan tersebut memuat ledakan bintang baru yang dikenal sebagai awal molekuler kompleks Orion B.
Ketika sebuah bintang terbentuk dari awan raksasa molekuker hidrogen dingin, beberapa materi di sekitarnya runtuh oleh gravitasi yang membentuk kumparan cakram. Meskipun banyak planet di sekitarnya akan membeku dalam cakram tersebut, pada periode awal, bintang baru tersebut akan melahap semua materi di sekitarnya. Adapun tumpahan materi panas akan memisahkan diri dari bintang baru melalui jalur berlawanan dengan arah rotasi bintang.
Lebih mengejutkannya lagi, sepanjang pembentukan bintang, gas di sekitarnya akan memanas hingga ribuan derajat Celsius. Setelah itu, tenaga besar dan gas akan saling bertabrakan, seperti aliran air yang melesak ke gumuk pasir di pantai. Namun jangan mencoba membayangkan bentuk tabrakan itu. Sebab, gumpalan kaburan yang dikenal dengan Herbig-Haro (HH) akan tampak sangat rumit.
Secara keseluruhan, hanya segelintir HH yang dapat ditangkap cahaya dan sinar inframerah. Saat mengambil gambar ini, Hubble menggunakan teknologi inframerah, yang memungkinkan teleskop dapat mengintip kegiatan tersebut melalui debu bintang-bintang baru.
Menurut Grunsfeld, bintang muda berjubah ini berpotensi diamati menggunakan James Webb Space Teleskop milik NASA pada tahun mendatang. Teleskop ini memiliki panjang gelombang inframerah yang lebih besar ketimbang Hubble. Tujuannya untuk dapat melihat lebih dalam pembentukan bintang baru itu.
NASA | AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini