Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amadeus Driando, Co-Founder Indonesia Tempe Movement, menyebut bahwa tempe merupakan makanan sehat dengan sumber protein berkelanjutan dan terjangkau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, tempe kerap kali dianggap sebagai makanan tradisional dan kampungan. Namun, tempe tak dipandang hanya sebagai makanan tradisional bagi Wida Winarno, Florentinus Gregorius Winarno, dan Amadeus Driando Ahnan-Winarno yang memandang tempe sebagai makanan unik nan berkelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“(Umumnya) Orang-orang melihat tempe sekadar makanan, bukan makanan yang keren dan berkelas,” kata Wida kepada Koran Tempo pada 15 Maret 2022.
Keluarga dari tiga generasi tersebut memang memiliki cita-cita untuk memopulerkan tempe di mata dunia. Semangat ini pun mereka tuangkan melalui pendirian Indonesian Tempe Movement pada 2014 silam.
Apa itu Indonesia Tempe Movement?
Dikutip dari tempemovement.com, gerakan ini bersifat nirlaba dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kekayaan manfaat tempe sebagai makanan sehat kepada masyarakat nasional maupun global.
Situs tersebut juga menuliskan bahwa mereka ingin dunia mengenal tempe sebagai makanan sehat, sumber protein berkelanjutan, dan sumber protein terjangkau.
Gerakan ini juga menjadi wadah berbagi pengetahuan dan pelatihan sebagai upaya untuk menggali dan memajukan potensi tempe. Bahkan, semasa pandemi, Wida mengaku pernah diundang oleh pemerintah setempat untuk mengadakan pelatihan pembuatan tempe dari kacang kedelai lokal. “Jadi, hampir tidak pernah berhenti kelas-kelas tempe. Selalu ada saja,” kata Wida kepada Tempo.
Apa Saja Kandungan Gizi dan Manfaat Tempe?
Terkini, dalam siniar bersama Gita Wirjawan, Amadeus Driando turut menjelaskan bahwa tempe merupakan salah satu sumber vitamin B12 alami bagi tubuh.
“Tempe ini adalah makanan nabati satu-satunya yang mengandung B12. Vitamin ini penting untuk perkembangan otak, saraf, penglihatan, (dan) sistem tubuh fungsi normal,” kata Amadeus.
Bahkan, situs resmi Asosiasi Keluarga Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia juga menyebut tempe sebagai makanan super atau superfood asli Indonesia. Situs ini menjelaskan bahwa tempe memiliki kandungan protein yang tidak kalah baik dengan daging sapi.
Dijelaskan bahwa 100 gram tempe setidaknya mengandung 20,8 gram protein, 8,8 gram lemak, 1,4 gram serat, dan 201 kalori. Sebagai perbandingan, dalam 100 gram daging sapi biasanya hanya mengandung 17,5 gram protein.
Tempe Sebagai Sumber Protein Masa Depan
Sebab melimpahnya gizi pada tempe, Amadeus Driando sampai menyebut tempe memiliki potensi menjadi sumber utama protein, mengalahkan peternakan, pada masa mendatang.
“Kita melihat tempe itu seperti peternakan masa depan. Tidak butuh binatang, jauh lebih cepat, dua hari jadi, sangat efisien. Tempe konvensional kedelai itu, proteinnya setara, energinya setara, zat besinya setara, seratnya jauh lebih tinggi, kalsiumnya ternyata lebih tinggi, lemak jenuhnya jauh lebih rendah, (dan) garamnya jauh lebih rendah,” kata Amadeus dalam siniar bersama Gita Wirjawan.
Pada akhir sesi, Amadeus juga berharap bahwa tempe mampu menjadi solusi terjangkau untuk mengurangi angka kekerdilan (stunting) dan menjadi salah satu variasi menu dalam Makanan Pendamping Air Susu Ibu alias MPASI.
“Tempe berpeluang menjadi makanan terjangkau untuk mencapai potensi kesehatan dan kecerdasan bangsa ini dengan cara yang ramah lingkungan,” ujar Amadeus.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.