Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan menemukan fosil ular berkaki empat berusia 113 juta tahun dari Brasil. Penemuan fosil ular berkaki empat tersebut merupakan yang pertama setelah beberapa fosil ular berkaki lain ditemukan hanya dengan kaki belakang.
Seperti dilansir BBC pada 24 Juli 2015, ilmuwan mengatakan lengan dan kaki ular tidak digunakan untuk berjalan, tapi mungkin membantu makhluk itu untuk merenggut mangsa. Fosil tersebut menunjukkan adaptasi ular untuk menggali, dan bukan berenang, memperkuat gagasan bahwa ular berevolusi di darat.
"Ini adalah fosil ular paling primitif yang dikenal, dan itu cukup jelas, ular bukan hewan air," kata Dr Nick Longrich dari University of Bath, salah satu penulis studi baru yang diterbitkan dalam majalah Science.
Berbicara kepada BBC World Service, Dr Longrich menjelaskan bahwa ekor makhluk itu bukan sirip untuk berenang. "Ekor ini cukup lurus, disesuaikan bentuknya untuk menggali," katanya.
Ketika Longrich pertama kali melihat foto-foto fosil sepanjang 19,5 cm itu, ia mengaku benar-benar terpesona.
Dr Bruno Simoes, yang mempelajari evolusi ular di Museum Sejarah Alam di London, mengatakan kepada BBC bahwa ia terkesan oleh penemuan baru tersebut. "Ini memberi kita gambaran yang baik tentang rupa leluhur ular."
Simoes mengatakan, bersama beberapa temuan terbaru lain, bukti fosil baru ini menyokong argumen bahwa ular berkembang di darat. "Semua (temuan terbaru) menunjukkan bahwa nenek moyang semua ular adalah hewan darat...yang sebagian hidup di bawah tanah."
BBC | YON DEMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini