Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Waspada Covid-19 Varian Delta Plus, Ini Bedanya dengan Delta

Varian Delta Plus memungkinkan virus menyerang sel paru-paru dengan lebih baik dan berpotensi lolos dari vaksin.

28 Juli 2021 | 10.19 WIB

Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]
Perbesar
Kata "COVID-19" tercermin dalam setetes jarum suntik dalam ilustrasi yang diambil pada 9 November 2020. [REUTERS / Dado Ruvic / Ilustrasi]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Varian Delta Covid-19 sudah menjadi dominan di berbagai negara. Data epidemiologi periode 28 Juni-4 Juli dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa kini varian itu telah menyebar di 104 negara di dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, belum selesai dengan varian Delta, varian baru yang dinamai varian Delta Plus muncul. Varian yang juga dikenal sebagai B.1.617.2.1 atau AY 1 ini menjadi sub varian baru yang menarik perhatian komunitas medis, karena memiliki mutasi yang memungkinkan virus menyerang sel paru-paru dengan lebih baik dan berpotensi lolos dari vaksin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WebMD, pekan lalu melaporkan Delta Plus telah ditemukan di Amerika Serikat, Inggris, dan hampir selusin negara lain. Sementara India—tempat pertama kali varian ini diidentifikasi pada Februari—telah melabeli varian itu sebagai “variant of concern”, sedang Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) dan WHO belum.

Lalu, apa perbedaan varian Delta dan Delta Plus? Perbedaan utamanya adalah mutasi tambahan pada protein spike yang disebut K417N. Dikutip Medical News Today, mutasi juga hadir dalam varian lain, jadi kemungkinan itu bukan sumber kekhawatiran baru.

Namun, CNN melaporkan bahwa sama seperti Delta, Delta Plus disebut-sebut 40-60 persen, bahkan ada yang menyatakan 100 persen lebih ganas dari varian Alpha atau varian Kent—varian yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.

Mutasi protein spike-nya memungkinkan untuk bereplikasi lebih cepat dan lebih baik menyusup ke sel-sel paru-paru yang mereka sukai. Menurut penelitian terbaru di India, hal itu yang terjadi di sana, dan menjadi bagian penyebab gelombang Covid-19 yang pada puncaknya membuat kematian 4.000 orang dalam sehari.

Selain itu, satu mutasi Covid-19 pada akhirnya dapat menemukan cara untuk mengurangi efektivitas tindakan pencegahan, tapi saat ini vaksin Pfizer dan Astra-Zeneca masih cukup ampuh. Bahkan vaksin yang ada saat ini disebut 100 persen efektif melawan penyakit parah dan kematian dari semua jenis Covid-19 saat ini

Secara keseluruhan, Delta Plus telah dilaporkan di 11 negara, tapi jumlah kasus per negara hanya mencerminkan sampel yang telah diurutkan, dan lebih banyak data diperlukan untuk menentukan tingkat penyebaran yang sebenarnya. Amerika telah mengurutkan dan mengkonfirmasi jumlah kasus tertinggi sejauh ini, dengan 83 kasus pada 16 Juni lalu.

WEBMD | FIRST COAST NEWS | CNN | ABC NEWS

Erwin Prima

Erwin Prima

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus