Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Widjo Kongko: Gempa Maluku Utara Setara 30 Kali Bom Hiroshima

Pakar gempa dan tsunami Widjo Kongko menilai, gempa Maluku Utara dengan magnitudo 7,1 memiliki energi yang ekuivalen dengan 30-40 kali bom Hiroshima.

16 November 2019 | 07.09 WIB

Sejumlah pasien dan keluarga berkumpul di area parkir rumah sakit Siloam saat terjadi gempa di Manado, Sulawesi Utara, Jumat, 15 November 2019. Kepanikan melanda warga akibat guncangan tersebut, termasuk yang berada di Rumah Sakit Siloam. ANTARA
Perbesar
Sejumlah pasien dan keluarga berkumpul di area parkir rumah sakit Siloam saat terjadi gempa di Manado, Sulawesi Utara, Jumat, 15 November 2019. Kepanikan melanda warga akibat guncangan tersebut, termasuk yang berada di Rumah Sakit Siloam. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kajian awal yang dilakukan Kepala Seksi Program dan Jasa Teknologi Balai Teknologi Infrastruktur dan Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko menunjukkan gempa Maluku Utara dengan magnitudo 7,1 memiliki energi yang ekuivalen dengan 30-40 kali bom Hiroshima.

Widjo Kongko saat dhubungi dari Jakarta, Jumat, 15 November 2019, mengatakan area patahan gempa Maluku berkekuatan M 7,1 yang terjadi pada Kamis (14/11), pukul 23.17 WIB, mencapai 45x20 kilometer persegi.

“Dengan energi ekuivalen 30-40 kali Hiroshima Nucleare Bom. Dan ada dislokasi 0,8-1 meter, selain berpotensi Smong (gelombang laut setelah gempa) kecil atau minor,” katanya tentang potensi gempa.

Ia juga mengatakan deformasi vertikal dari patahan gempa kecil, sehingga membuat guncangan menjadi kecil. Episentrum gempa Maluku Utara jauh dari rumah-rumah penduduk karena berada di tengah laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Selain itu ia mengatakan pusat gempa tersebut relatif dalam, tepatnya di kedalaman 73 kilometer. Ini yang membedakan dampak gempa M 5,3 di Buleleng, Bali, yang merusak banyak fasilitas dan bangunan dibandingkan dengan gempa Maluku Utara magnitudo 7,1 yang tidak terlalu berdampak pada bangunan.

Belajar dari alam, karakter Lindu-Smong di zona ini perlu didukung dengan instruksi/nearfield event, EWS/sirine dan evakuasi secara mandiri.

Selain itu terkait mitigasi bencana gempa Maluku, Widjo Kongko mengatakan kapasitas otoritas dan publik perlu secara radikal ditingkatkan. Kearifan lokal seperti rumah bakancing atau rumah tahan gempa lainnya perlu dibudayakan lagi.

Gempa yang terjadi pukul 23:17:43 WIB tersebut berada di lokasi 1.67 LU, 126.39 BT atau kira-kira 137 kilometer Barat Laut Jailolo-Maluku Utara pada kedalaman 73 kilometer.

Gempa tersebut dirasakan IV-V MMI di Kota Bitung, Kota Manado dan Ternate, II MMI di Buol, Sulawesi Tengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus