Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Philippe Coutinho masuk ke lapangan menggantikan Ivan Perisic pada menit ke-64 ketika Bayern Munich mengalahkan Chelsea 4-1 di Allianz Arena, Munchen, Sabtu 8 Agustus 2020, pada babak 16 besar kedua Liga Champions. Tak ada ulasan bagus tentang dirinya menjelang reuninya dengan Barcelona pada perempat final Sabtu dinihari mendatang, 15 Agustus 2020 di Lisabon, Portugal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketika Coutinho masuk lapangan, masih akan ada dua gol lagi buat keunggulan Bayern Munich. Tapi, bukan dari dirinya, melainkan dari si raja gol, Robert Lewandowski dan dari pemain pengganti lainnya, Corentin Tolisso.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Entah punya peranan atau tidak, tapi penampilan Coutinho itu tenggelam di bawah berita sosok Lewandowski yang disebut sebagai inspirator Bayern saat menggilas Chelsea 7-1 dalam dua kali pertemuan pada 16 besar itu.
Philippe Countinho, Brasil, dan sepak bola. Apa lagi yang kurang dari dirinya soal talenta bermain bola? Tapi, puncak kejayaannya telah surut sekitar dua tahun lalu, justru setelah direkrut Barcelona dari Liverpool. Itu sekaligus awal kejatuhannya, dengan cedera berkali-kalli menjadi dramanya. Bayangkan, transfernya dulu ke Camp Nou, 142 atau 150 juta pound sterling, setara Rp 2,8 triliun!
Kini pada usia 28 tahun, Coutinho seperti terlunta-lunta. Bayern tak berselera membelinya dan cukup hanya menjadikannya pemain pinjaman dari Barcelona. Barca pun sudah lama mencoretnya dari rancangan skuad masa depan klub Catalan ini.
Apakah Countinho bisa diturunkan pelatih Bayern, Hans-Dieter Flick, dalam laga tunggal melawan Barcelona di Lisabon Sabtu dinihari mendatang? Itu tergantung kesepakatan dari kedua petinggi klub tersebut.
Philippe Coutinho, dari pemain sukses kelas dunia di Liverpool menjadi pemain yang kemudian menuai serangkaian kegagalan setelah membela Barcelona dan tak putus dirundung malang. Kesuraman itu berlangsung sampai sekarang.
Kabar terakhir, Arsenal bersedia dan sudah mencapai kesepakatan untuk membeli Coutinho dari Barcelona. Semoga.
Mudah-mudahan derita tak ada klub yang menginginkannya akan segera berakhir buat Philippe Coutinho.
Agen pemain besar, Kia Joorabchian, dan timnya sudah bekerja keras selama ini untuk membujuk sejumlah klub Liga Primer Inggris agar mau membeli pemain termahal ketiga di dunia ini.
Dulunya, Barcelona ingin menjadikan Coutiunho sebagai penerus sukses gelandang playmaker Andres Iniesta. Tapi, harapan itu tak kesampaian dan Barca sudah bertekad menjual agar tak lagi menggajinya dengan mahal di tengah situasi pandemi seperti sekarang.
Tapi, Manchester United sekarang sudah punya Bruno Fernandes yang lebih muda dan lebih segar dari Coutinho. Chelsea pun ingin pemain muda yang lebih bertenaga dan tak rentan cedera seperti Coutinho. Adapun Arsenal tampaknya mesti menjual Mesut Ozil lebih dulu agar tak terlalu berat menggaji dua pemain mahal sekaligus.
Manchester City juga tak melirik Coutinho, apalagi City harus lebih berhati-hati sekarang dalam bursa transfer agar tak lagi dituduh melanggar aturan Financial Fair Play. Balik lagi ke Liverpool? Jurgen Klopp sudah membawa The Reds juara Liga Champions dan juara Liga Primer Inggris untuk pertama kali setelah 30 tahun, tanpa mantan pemain kesayangannya dari Brasil itu.
Untuk sementara, segalanya seperti telah berlalu bagi Coutinho. Pada 2016-17, ia adalah pemain papan atas dunia di Liverpool dan menjadi pencetak gol terbanyak The Reds di semua kompetisi.
Foto Coutinho dipeluk Jurgen Klopp yang tinggi besar, seperti seorang ayah dengan anaknya, sangat berkesan sebelum ia mengagetkan dengan menerima pinangan Barcelona.
“Kami sudah bekerja berbulan-bulan untuk hal ini,” kata Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, soal perekrutan Coutinho pada Januari 2018. “Hari ini, kami bahagia menguumunkan bahwa salah satu bintang sepak bola dunia sudah hadir di Barcelona,” Bartomeu melanjutkan.
Dua gelar La Liga mengikuti ketika Coutinho di Barcelona, tapi peranannya makin lama mengecil. Ia hanya menjulang dalam kemenangan 5-1 duel Clasico melawan Real Madrid pada pembukaan musim 2018-19.
Philippe Coutinho dalam perjalanan kiprahnya semakin tidak bugar. Ketika Barcelona tidak bisa menjualnya, ia dipinjamkan ke raksasa Bavaria, Bayern Munich.
Gol dan umpan masih mengalir dari kaki Philippe Coutinho, tapi seperti Liverpool dan Barcelona, Bayern Munich kemudian menyadari mereka bisa lebih tanpa kehadiran Coutinho, yang kembali rentan cedera.
Philippe Coutinho masih menjadi pencetak gol terbanyak urutan ketiga di Bayern Munich. Tapi, mungkin, ia sudah terlalu lamban buat Bayern yang punya Thomas Muller yang bergerak cepat dari belakang.
Philippe Coutinho yang skill-full –sebagaimana talenta pemain Brasil pada umumnya- seperti terbata-bata untuk menyesuaikan diri dengan Liverpool sekarang yang mengalirkan bola dengan deras dari belakang ke depan; dengan Bayern Munich yang lugas dengan Thomas Muller datang dari kedalaman kini; dan dengan Barcelona yang berkurang tiki-takanya tapi lebih dinamis sekarang.
Bola itu bundar, kata banyak penggila bola. Tak ada yang pasti, segalanya bisa terjadi. Apakah ada peluang buat Philippe Coutinho bisa keluar dari penderitaan panjangnya di laga Barcelona melawan Bayern Munich, Sabtu dinihari mendatang?