Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Liverpool berhasil meraih gelar juara Liga Inggrislagi setelah menunggu selama 30 tahun. Jika saat ini mereka memiliki Mohamed Salah sebagai ikon, pada 1990 Liverpool memiliki Ian Rush.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mantan penyerang Liverpool, Michael Owen, menyebut skuad yang dimiliki Jurgen
Klopp saat ini merupakan yang terbaik dalam sejarah mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ucapan Owen itu bukannya tanpa alasan. Di bawah Klopp, Liverpool saat ini memang
terus menorehkan rekor-rekor baru. Mulai dari rekor kemenangan tandang terpanjang,
hingga perolehan angka tertinggi dalam sejarah klub itu.
Namun, bukan berarti skuad Liverpool pada 1990 kalah kelas. Mereka juga memiliki
banyak pemain hebat pada masanya. Berikut perbandingannya:Kiper Liverpool, Alisson berselebrasi setelah Roberto Firmino menjebol gawang Wolverhampton Wanderers dalam laga Liga Inggris di Stadion Molineux, Inggris, 23 Januari 2020. Hasil itu memastikan The Reds tetap tak terkalahkan dan kian mapan di puncak klasemen. REUTERS
1. Bruce Grobbelaar v Alisson Becker
Grobbelaar merupakan penjaga gawang utama Liverpool saat terakhir kali mereka
menjuarai Liga Inggris pada 1990. Selain karena kehebatannya di bawah mistar
gawang, Groobelaar dikenal dengan aksinya yang eksentrik.
Pria asal Zimbabwe itu dianggap sebagai salah satu kunci keberhasilan Liverpool
meraih gelar juara Liga Inggris. Saat itu dia berhasil menjaga gawang Liverpool
tak kebobolan dalam 12 dari 38 laga.
Posisi Grobbelaar saat ini diisi oleh Alisson Becker. Didatangkan dari AS Roma
dengan mahar 65 juta pound sterling dua musim lalu, Becker dianggap sebagai
kepingan terakhir yang dibutuhkan Klopp untuk meramu skuadnya.
Anggapan itu pun cukup tepat. Buktinya, sejak kedatangan Alisson, Liverpool
berhasil meraih gelar juara Liga Champions dan kini kembali menjuarai Liga
Inggris. Alisson, hingga pekan ke-31, mampu menjaga keperawanan gawangnya dalam 13 laga.
2. Barry Venison vs Trent Alexander-Arnold
Ketangguhan lini belakang Liverpool pada 1990 tak lepas dari peran bek sayap Barry
Venison. Dibeli dari Sunderland pada 1986, Venison merupakan pemain yang sangat
fleksibel.
Dia bisa bermain di posisi bek sayap kanan maupun kiri sama baiknya. Namun
kemampuannya membantu serangan tak sebaik Trent Alexander-Arnold yang saat ini
menjadi pilihan utama Jurgen Klopp di posisi bek sayap kiri.
Sejak dipromosikan pada 2016, Alexander-Arnold, dianggap sebagai jebolan terbaik
akademi Liverpool saat ini. Pesepakbola berusia 20 tahun itu tak hanya piawai
dalam bertahan namun juga bagus dalam mencetak gol dan memberikan umpan matang.
Alexander-Arnold bahkan tercatat sebagai bek sayap dengan jumlah assist terbanyak
dalam satu musim untuk Liverpool. Saat ini dia sudah menciptakan 12 assist dan
masih mungkin bertambah karena Liga Inggris masih menyisakan tujuh laga lagi.Pemain Liverpool, Virgil van Dijk tampak kecewa saat keluar lapangan setelah melawan Watford dalam laga lanjutan Liga Inggris di Vicarage Road, Watford, 29 Februari 2020. Liverpool mengakhiri catatan tak terkalahkan yang sudah mereka raih dalam 44 laga. Mereka pun dipastikan gagal mengulang sukses Arsenal yang pernah menjadi juara tanpa terkalahkan. REUTERS/David Klein
3. Alan Hansen vs Virgil Van Dijk
Alan Hansen merupakan salah satu pemain paling senior saat Liverpool menjadi juara
Liga Inggris pada 1990. Saat itu sudah berusia 35 tahun dan semusim setelah sukses
itu dia memutuskan pensiun.
Hal itu membuat dia sangat dihormati oleh para pemain Liverpool lainnya. Tak cuma
karena usia, kemampuannya menjaga pertahanan The Kop juga tak diragukan.
Ian Rush, pemain legendaris Liverpool, pernah menyatakan bahwa Hansen memberikan ketenangan kepada dirinya dan pemain lini serang lainnya karena mereka percaya lini belakang Liverpool akan aman.
Ketenangan yang sama diberikan oleh Virgil van Dijk saat ini. Keberadannya di
depan gawang Alisson membuat Mo Salah cs dapat leluasa membangun serangan tanpa harus khawatir gawang mereka terancam.
Hansen dan Van Dijk juga disebut sama-sama memiliki kemampuan membaca permainan yang sangat apik. Hanya saja, Van Dijk memiliki keunggulan dalam hal mencetak gol. Jika Hansen sepanjang karirnya di Liverpool hanya mencetak delapan gol, maka Van Dijk musim ini saja telah menyamai setengah dari catatan seniornya itu.
4. Glenn Hysen vs Joe Gomez
Glenn Hysen merupakan tandem dari Alan Hansen di pertahanan Liverpool pada 1990.
Meskipun berperan penting, Hysen menjadi sorotan dari suporter Liverpool karena
kerap tampil sembrono, terutama saat Hansen harus absen.
Peran Hysen saat ini dimainkan oleh Joe Gomez, tentunya dengan banyak
penyempurnaan. Keduanya dianggap sama-sama memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menguasai bola di area permainan sendiri, namun Gomez tampil lebih baik dari Hysen.
Selain itu, Gomez juga dianggap lebih unggul soal duel udara dari Hansen. Dengan
tinggi tubuh mencapai 188 cm, pantas jika Liverpool kini disebut kembali memiliki
dua menara kembar - Gomez dan Van Dijk - di lini pertahanan mereka, mengingatkan
pada era Samy Hypia dan Steven Henchoz.
5. David Burrows v Andy Robertson
David Burrows disebut sebagai salah satu bek kiri terbaik yang pernah dimiliki
oleh Liverpool. Dingin dan bertenaga, begitulah gambaran soal penampilannya di
lapangan.
Sama dengan Burrows, Andy Robertson juga merupakan bek kiri dan bertenaga yang
dimiliki oleh Liverpool saat ini. Dibeli dari Hull City pada 2017, Robertson juga
memiliki kemampuan membantu serangan yang sangat apik.
Satu gol dan delapan assist telah dia persembahkan untuk Liverpool di Liga Inggris
musim ini.
6. Steve Nicol vs Georginio Wijnaldum
Liverpool pada era 1990 dan saat ini memiliki kesamanaan karena memiliki pemain
yang bisa bermain di banyak posisi. Hal itu melekat pada Steve Nicol dan Georginio
Wijnaldum.
Pada masa kejayaannya, Nicol bisa bermain di lini pertahanan dan juga di semua
posisi di lini tengah. Pria asal Skotlandia itu memiliki kelebihan karena mampu
menggunakan kedua kakinya dengan sama baik serta visinya dalam bermain.
Sama seperti Nicol, Wijnaldum juga bisa bermain di berbagai posisi. Eks pemain
Real Madrid dan Newcastle United itu pernah bermain sebagai bek, gelandang
bertahan, gelandang serang, hingga sebagai penyerang tengah.
7. Steve McMahon vs Fabinho
Steve McMahon merupakan salah satu sosok sentral di lini tengah Liverpool pada
1990. Berperan sebagai perusak permainan lawan, dia tampil di seluruh laga
Liverpool musim itu.
Peran McMahon saat ini terlihat pada Fabinho. Gelandang bertahan asal Brasil
tersebut bertugas merebut bola dari lawan dan mendistribusikannya ke depan.
Didatangkan dari AS Monaco pada 2018, Fabinho awalnya sempat kesulitan beradaptasi dengan pola permainan yang diterapkan Klopp, namun lambat laun dia menjadi pilihan utama di posisi jangkar tim.Pemain Liverpool Jordan Henderson melakukan selebrasi usai berhasil kalahkan FC Salzburg dalam Penyisihan Grup E Liga Champions di Red Bull Arena Salzburg, Salzburg, Austria, 10 Desember 2019. Reuters/John Sibley
8. Ronnie Whelan vs Jordan Henderson
Ronnie Whelan adalah sosok utama di lini tengah Liverpool pada 1990. Cerdik dan
mampu menunjukkan performa yang konsisten merupakan dua hal yang bisa diingat soal pria asal Irlandia itu.
Sebagai gelandang serang, Whelan berperan besar untuk menyuplai bola kepada Ian
Rush yang berada di lini depan. Whelan sebenarnya memiliki kemampuan mencetak gol yang cukup tinggi, tapi musim itu dia hanya menyumbangkan satu gol di Liga
Inggris.
Jordan Henderson dianggap sebagai titisan Whelan saat ini. Perannya di lini tengah
Liverpool sangat penting. Lihat saja, saat dia cedera, Liverpool sempat menderita
rentetan kekalahan.
Dia menawarkan kepemimpinan dan energi di lini tengah, kreativitasnya juga sangat
baik. Sama seperti Whelan, Henderson juga kurang dalam hal mencetak gol musim ini
dengan hanya menyumbang tiga gol.
9. Peter Beardsley vs Roberto Firmino
Meski tak banyak menyumbang gol, Roberto Firmino tetap dianggap sebagai sosok
penting di lini depan Liverpool. Penyerang asal Brasil itu merupakan pembuka
pertahanan lawan dan pemberi peluang bagi pemain lain untuk mencetak gol.
Firmino hingga saat ini baru mencetak delapan gol, jauh tertinggal dari dua
rekannya, Mohamed Salah dan Sadio Mane yang telah mencetak masing-masing 17 dan 15 gol.
Padanan Firmino pada tim Liverpool 1990 adalah Peter Beardsley. Dia juga bukan
tipe penyerang yang mampu mencetak banyak gol dalam satu musim, namun Ian Rush dan John Barnes harus berterima kasih kepadanya karena berkat dialah mereka bisa menjadi pencetak gol terbanyak Liverpool musim itu.Pemain Liverpool, Sadio Mane dan Mohamed Salah melakukan tos di sela laga melawan AFC Bournemouth dalam laga Liga Inggris di Stadion Anfield, 7 Maret 2020. Skuad asuhan Jurgen Klopp sempat tertinggal sebelum akhirnya membalikan keadaan setelah gol dari Mohamed Salah dan Sadio Mane. REUTERS
10. Ian Rush vs Mohamed Salah
Mohamed Salah merupakan pencetak gol terbanyak Liverpool dalam beberapa musim
terakhir. Di Liga Inggris musim ini, Salah telah mencetak 17 gol.
Posisi Salah itu mengingatkan Kopties, sebutan untuk suporter Liverpool, kepada
Ian Rush. Pria asal Wales tersebut sukses mempersembahkan gelar juara Liga Inggris
dengan catatan 18 gol pada 1990.
Namun Salah dianggap masih harus membuktikan banyak hal untuk bisa disamakan
dengan Rush. Sumbangan Salah untuk Liverpool saat ini baru mencapai 98 gol
sementara Rush merupakan pencetak gol terbanyak bagi Liverpool sepanjang masa
dengan 346 gol.
11. John Barnes v Sadio Mane
Suporter sejati Liverpool pasti tak akan lupa dengan John Barnes, pemain sayap kiri yang lincah dan energik di era 90-an. Barnes ikut membawa Liverpool meraih gelar juara 1990 sebelum akhirnya hengkang ke Newcastle United tujuh tahun kemudian.
Musim 1989-1990 bisa dibilang sebagai musim terbaik Barnes di Liverpool. Dia mencetak 22 gol dari 34 laga, unggul empat gol dari Ian Rush yang saat itu sudah merupakan penyerang utama The Kop.
Peran Barnes di skuad asuhan Jurgen Klopp saat ini dimainkan oleh Sadio Mane. Pria asal Senegal itu juga mampu menunjukkan salah satu musim terbaiknya. Mane saat ini sudah mencetak 15 gol untuk Liverpool, tertinggal dua gol saja dari Mohamed Salah.
Dengan sejumlah perbandingan seperti itu, pantas rasanya jika Liverpool saat ini dianggap memiliki skuad yang lebih baik dari era kejayaan mereka di 70 hingga 90-an. Tantangan bagi Mohamed Salah cs adalah membawa Liverpool mempertahankan gelar juara Liga Inggris untuk beberapa musim seperti yang dilakukan Ian Rush di era 80-an.
INDEPENDENT| DAILY MAIL| THE SUN| SKY SPORTS