Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Inggris

Tinggalkan Arsenal, Arteta Pertimbangkan Langsung Pensiun

Arteta baru saja menjalani laga terakhirnya bersama Arsenal.

17 Mei 2016 | 14.35 WIB

Pemain Arsenal, Mikel Arteta, mengajak anak-anaknya dalam penutupan pertandingan Liga Primer Inggris melawan Aston Villa di Stadion Emirates, 15 Mei 2016. Reuters/John Sibley
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pemain Arsenal, Mikel Arteta, mengajak anak-anaknya dalam penutupan pertandingan Liga Primer Inggris melawan Aston Villa di Stadion Emirates, 15 Mei 2016. Reuters/John Sibley

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Keharuan menyelimuti hati Mikel Arteta saat berjalan mengelilingi lapangan seusai timnya mengalahkan Aston Villa dengan skor 4-0 di Emirates Stadium, Ahad malam, 15 Mei 2016. Kapten Arsenal itu sesekali melambaikan tangan kepada the gooners—julukan pendukung Arsenal—yang menyesaki tribun penonton. Matanya berkaca-kaca.

"Sangat sulit bagi saya untuk mengatakan ini, tapi ini adalah pertandingan terakhir saya bersama Arsenal," kata Arteta seperti dikutip dari ESPN FC, kemarin.

Kontrak Arteta dengan Arsenal memang akan berakhir pada musim panas tahun ini. Faktor usia dan rentetan cedera membuat pemain berusia 34 tahun tersebut tak berniat memperpanjang kontrak itu.

"Saya yakin 99 persen tidak akan bermain sepak bola lagi. Karena ini saatnya saya duduk bersama keluarga sebelum memutuskan apa yang akan saya lakukan sesudahnya," Arteta melanjutkan.

Arteta dibeli Arsenal dari Everton dengan banderol 9 juta pound sterling atau sekitar Rp 172 miliar pada musim panas 2011. Saat itu usianya sudah 29 tahun, tak lagi muda untuk ukuran pemain sepak bola.

Namun performa apiknya di Everton membuat pelatih Arsenal, Arsene Wenger, kepincut. Pada musim terakhirnya di Everton, ia mencetak tiga gol dan empat assist dalam 29 pertandingan Liga Primer Inggris.

Tidak begitu kinclong memang, tapi juga tidak terlalu buruk untuk seorang pemain gelandang bertahan sepertinya. Dan pilihan Arsene Wenger tak keliru. Sebab, performa Arteta mengalami peningkatan begitu pindah ke Arsenal.

Di musim pertamanya, ia sukses mencetak enam gol dan tiga assist dalam 29 pertandingan Liga Primer. Pada musim berikutnya (2012/2013), pemain asal Spanyol ini kembali mencetak enam gol.

Konsistensi permainan dan pengalaman panjang Arteta—ia pernah bermain untuk Barcelona B, Paris Saint Germain, Rangers, dan Real Sociedad— membuat Arteta dengan cepat menjadi pilar Arsenal.

Bahkan, pada musim ketiganya, ia ditunjuk menjadi wakil kapten dan semusim kemudian (2014) ia resmi menjadi kapten Arsenal menggantikan Thomas Vermaelen yang hijrah ke Barcelona.

Bisa dibilang karier Arteta di Arsenal berjalan mulus. Pada tiga musim pertamanya, misalnya, ia mempersembahkan dua trofi Piala FA dan satu trofi Community Shield. Cukup lumayan.

Sayang, langkahnya di Arsenal tak panjang. Rangkaian cedera membuatnya terseok-seok pada dua musim terakhir. Semua bermula ketika ia mengalami cedera pergelangan kaki pada musim panas 2014.

Sejak itu, ia tak pernah benar-benar fit. Beragam cedera, mulai cedera betis hingga paha atas, mampir di tubuhnya hingga awal tahun ini. Sejak Agustus 2014 hingga Januari tahun ini, ia telah menghabiskan 226 hari di ruang perawatan!

Arteta sempat bermain kembali saat Arsenal bertemu Liverpool pada 13 Januari 2016. Namun ia hanya bertahan selama tiga menit karena betisnya kumat lagi. Setelah itu, sampai Arsenal menghadapi Aston Villa pada Ahad lalu, Arteta tak pernah bermain lagi.

Di laga kontra Aston Villa, Arteta pun hanya dimainkan pada dua menit terakhir. Ini semata dilakukan untuk memberinya panggung di laga terakhirnya bersama Arsenal.

"Saya ingin meminta maaf karena, sebagai kapten kalian, saya tidak bisa memberikan gelar Liga Primer," kata Arteta. "Ini sungguh mengecewakan, tapi kami telah memberikan yang terbaik yang kami miliki."

Meskipun menang besar atas Aston Villa, Arsenal tetap gagal meraih gelar Liga Primer Inggris musim ini. Mereka hanya finis sebagai runner-up dengan selisih 10 poin dari Leicester City yang menjadi juara.

Bukan hasil yang mengejutkan. Sebab, klub berjulukan The Gunners ini memang tidak pernah lagi meraih gelar Liga Primer sejak musim 2003/2004. Sejak itu, prestasi terbaik Arsenal mentok di peringkat kedua.

Catatan ini membuat Arsene Wenger selalu disorot pada setiap akhir musim. Namun ia masih terlalu kuat untuk ditumbangkan. Musim ini, misalnya, Wenger diboikot oleh the gooners pada 21 April lalu.

Ketika itu ribuan pendukung Arsenal menolak masuk ke Emirates Stadium untuk menyaksikan duel Arsenal kontra West Bromwich Albion. Namun, alih-alih dipecat, Wenger justru dikabarkan mendapatkan kontrak baru!

ESPN FC | MIRROR | EXPRESS | GOAL | DWI AGUSTIAR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus