Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebuah pendapa dengan pintu hijau. Sebuah meja bundar marmer berkaki kayu dengan secangkir teh panas dan sehelai koran pagi. Seorang perempuan muda berkebaya, berkain batik tulis, dan bersanggul rapi, dengan kulit wajah yang mulus bak sutra, duduk menghirup teh dan membaca koran itu. Lantas saja teras tersebut diisi dengan tamu demi tamu berselang-seling mengganggu ketenangan sang Nyonya, atau Nyai, yang pada masa kolonial itu adalah sebuah kedudukan yang selalu menjadi salah satu bahan penulisan novel, studi akademis, dan kini: film terbaru Garin Nugroho.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo