Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GOOD WILL HUNTING
Sutradara: Gus van Sant
Skenario: Matt Damon dan Ben Affleck
Pemain: Matt Damon, Ben Affleck, Robin Williams
DIA bukan siapa-siapa. Di antara ribuan mahasiswa MIT yang bergesekan ego itu, dia hanyalah seorang anonim yang sia-sia. Dia seorang tukang pel koridor ruang kuliah, yang hampir ''bernilai" nol dibandingkan dengan para calon sarjana Massachusetts Institute of Technology.
Siapa yang pernah menyangka, dialah satu-satunya yang bisa memecahkan soal-soal matematika yang pelik yang bahkan tak mampu diurai oleh para profesor dan bahkan dekan fakultas matematika? ''Dia bukan cuma melampaui saya. I am nothing. Dia adalah seorang Einstein baru," demikian tutur dekan yang ''menangkap" Will Hunting, si tukang pel kampus MIT yang ternyata seorang jenius itu.
Tetapi ada persoalan. Will Hunting, sang yatim piatu itu, gemar berkelahi, temperamental, sangat defensif, dan yang gawat, luar biasa angkuh. Dia tahu bahwa kelebihannya itu sebetulnya bisa ''membeli" apa saja di dunia, tetapi dia sengaja menyia-nyiakan hidupnya dengan keluyuran tanpa juntrungan bersama ketiga kawannya, sembari sesekali minum dan ngobrol di bar. Upaya sang dekan untuk menggosoknya sebagai ahli matematikasembari memanggil psikolog untuk mengolah problem kepribadian Will Huntinggagal. Will Hunting terlalu diliputi oleh sebuah masa lalu yang kelam dan penuh luka. Ia lebih suka menguburnya dalam-dalam dan berpretensi bahwa ia cukup puas dengan pekerjaannya sebagai tukang pel atau buruh bangunan harian.
Hanya ketika ia kemudian mendapat sentuhan personal dari psikolog yang diperankan oleh Robin Williamstentu saja dengan susah payahHunting ''tunduk" kepada kekuatan nurani.
Film yang berhasil meraih dua piala Academy Awards tahun silam iniuntuk Matt Damon dan Ben Affleck sebagai penulis skenario terbaik dan Robin Williams sebagai peran pembantu terbaikadalah sebuah terobosan dalam penggalian tema. Film-film Hollywood yang memilih tema tentang sosok yang jenius lebih asyik bermain di dalam kejeniusan sang tokoh (Little Man Tate karya Jodie Foster, misalnya) daripada problem psikologis yang dialami orang-orang istimewa ini.
Problem masa kecil Will Hun-tingyang didera dan disiksa orang tua angkatnyaadalah sebuah problem universal yang menghasilkan beragam watak manusia. Salah satu akibat masa kecil yang penuh siksa akan menghasilkan watak orang yang sulit berkomunikasi, defensif, dan temperamental macam Hunting, hingga ia menjadi seorang yang destruktif. Dan sutradara Gus van Sant menggali psikologi Hunting dengan penggarapan yang mendalam.
Meski film ini berakhir dengan romantika Hollywoodbegitu mudahnya pemuda yang destruktif itu kemudian luluhfilm ini bercerita tentang pentingnya sebuah proses dalam memahami diri sendiri.
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo