Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JULINI menyeret koper. Ia membuka payung oranyenya. Ia berjalan lenggak-lenggok. Wignya berkibar-kibar. Terdengar suara sempritan. Ada garukan. Julini pontang-panting. Lari sana-sini. Eitt... hampir terpeleset dia. Tapi waria itu tetap riang gembira. Tertawa-tawa. Dan ia ingin lagi dimanja-manja pacarnya, Roima.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo