Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saya selalu merasa menjadi kecil ketika membaca esai atau puisi Goenawan Mohamad. Kecil karena keluasan jelajah yang dirangkumnya (kekayaan kutipannya itu, lho!). Juga oleh kedalaman kemusykilan-kemusykilan eksistensial yang hendak diterokanya. Tuhan, kematian, pengalaman religius, iman, hakikat ruang dan waktu, dan bergumpal-gumpal urusan yang memenuhi—tak jarang juga, mengosongkan—hidup kita. Tentu, meminjam Wittgenstein, dengan suatu ”permainan bahasa” yang khas GM.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo