Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sineas Indonesia berhasil memasuki ajang perfilman bergengsi dunia Busan International Film Festival 2023. Tampaknya industri film Tanah Air saat ini sedang menjadi perhatian kancah internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Busan International Film Festival (BIFF) adalah ajang bagi para pelaku film dari berbagai negara, khususnya Asia untuk berjejaring, mendistribusikan film, hingga menampilkan karya mereka kepada seluruh dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Indonesia menjadi salah satu focus country dalam program BIFF tahun ini. Menjadi kebanggaan tersendiri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek mendukung penuh dan memfasilitasi delegasi Indonesia di ajang internasional tersebut.
Kemendikbudristek Fasilitasi Penuh Delegasi BIFF 2023
Alex Sihar selaku Staf Khusus Direktorat Kemendikbud RI menjelaskan dukungan pemerintah terhadap delegasi Indonesia di ajang BIFF. “Kami memfasilitasi para stakeholder untuk film Indonesia. Saat ini Busan adalah festival film internasional terbesar dengan market nomor satu se-Asia. Festival ini penting karena posisi BIFF selalu jadi poin melangkah yang signifikan untuk para pembuat film, terutama bagi pembuat film baru dari Asia,” kata Alex dalam konferensi pers Busan International Film Festival 2023 pada Senin, 2 Oktober 2023 di Graha Utama Kemendikbudristek RI.
Momen ini adalah pintu pembuka karier sineas tanah air di industri film internasional. “Ini jadi pathway yang mendorong pelaku film indonesia, yang kemudian akan punya banyak kerja sama internasional, baik dalam kapasitas maupun karya-karya baru,” kata Alex.
Program Renaissance of Indonesian Cinema
Mengangkat tema Renaissance of Indonesian Cinema, Busan International Film Festival 2023 ingin menampilkan perkembangan film tanah air dari generasi ke generasi dalam berbagai genre. Yulia Efina Bhara selaku produser film 24 Jam Bersama Gaspar yang masuk dalam ajang perlombaan Film Panjang BIFF membagikan pandangannya soal program ini.
“Ini adalah program yang sudah biasa dilakukan festival untuk apresiasi sinema-sinema dari berbagai negara. Mereka melihat bahwa sudah saatnya Indonesia jadi focus country, disampaikan di Cannes Film Festival, karena sinema indonesia dapat memengaruhi sinema Asia untuk saat ini,” kata produser yang kerap disapa Ebe.
Untuk pemilihan tema renaisans ini datang dari pihak Busan Film Festival. Sebab program ini menampilkan talenta-talenta dari berbagai generasi, dari film panjang hingga pendek.
Daftar Film Indonesia di BIFF 2023
Indonesia berhasil memasuki BIFF dengan membawa film sebagai delegasi, yakni 24 Jam Bersama Gaspar, Gadis Kretek, Perempuan Tanah Jahanam, Posesif, Sara, Ziarah, What They Don’t Talk About When They Talk About Love, Basri and Salma in a Never-ending Comedy, Dancing Colors, Laut Memanggilku, Vania on Lima Street, Where The Wild Frangipanis Grow, Ali Topan, Women From Rote Island, The Rootless Bloom, Everybody’s Gotta Love Sometimes, Jamojaya, Tarkam, Watch It Burn, Desa Timun, Heartbreak Motel, Kancil, dan Orang-Orang Oetimu.
INTAN SETIAWANTY