Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
LALA memulai hidupnya dengan berlari pagi ketika matahari belum datang. Di dalam gelap, langkahnya menandakan dia ingin selalu lebih maju, lebih cepat, agar loncat indah yang dilakukan setiap hari akan bisa lebih sempurna. Lala harus mampu melihat dirinya pertama-tama sebagai atlet, baru kedua sebagai putri ayahnya. Tapi sesungguhya Lala (Putri Marino) melakukan itu semua karena, "Aku selalu merasa dekat dengan Ibu setiap kali meloncat," katanya kepada Yudhis (Adipati Dolken), kawan satu sekolah yang kemudian menjadi kekasihnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo