Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Ketika Keindahan Islam Berpadu dengan Keragaman Budaya  

Pameran yang berlangsung hingga 11 Juli ini mengangkat tema seni rupa Islami dan memperindah keberagaman.

7 Juli 2015 | 19.31 WIB

TEMPO/ Nita Dian
Perbesar
TEMPO/ Nita Dian

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kiai Abdul Muhaimin punya cara unik mengekspresikan keberagamaan dalam beragama. Di pesantren asuhannya, Nurul Ummahat Kotagede Yogyakarta, santri yang belajar ilmu agama tak hanya berasal dari kalangan muslim.

“Yang non-muslim, bahkan tak beragama juga ada,” kata Muhaimin, Senin, 6 Juli 2015.

Sore hari itu menjelang puasa, Abdul mendapat undangan untuk membuka pameran seni rupa “Shurah” di Jogja National Museum, Yogyakarta. Pameran yang berlangsung hingga 11 Juli mendatang itu mengangkat tema seni rupa Islami dan memperindah keberagaman.

Muhaimin, yang juga ketua Forum Umat Beragama Yogyakarta, mengatakan Islam mencintai keindahan. “Dan dari keindahan itu lahir dari keragaman kebudayaan,” kata Muhaimin.

Sayangnya kini, ujar Muhaimin, muncul sekelompok orang yang menghadirkan Islam dengan wajah garang. “Mereka melihat budaya sebagai polutan.”

Pameran itu memajang puluhan karya milik pada perupa. “Ada dua puluh seniman,” kata Manajer Proyek Pameran Emma Kismi Anna. Di antaranya adalah Akhmad Syamsuri, Hendrik WM, Kelik Darminto, Alit Sholikhin, Komroden Haro, Erza Budi Faizal, dan Endang Iskandar.

Jenis karya yang dipamerkan pun beragam. Dari lukisan, media campuran, hingga patung.

“Batas Semu,” misalnya, merupakan karya Komroden Haro yang berbahan batu marmer. Selembar kuningan diikatkan melingkar pada bagian tengah batu yang berdiameter lebih kecil dibandingkan dengan bagian lain. Tak ayal, posisi “ikatan” dan bentuk batu itu membentuk citraan batu yang keras menjadi lunak, mirip buntalan kain yang terikat.

Karya itu terletak tak jauh dari “The Mesenger” karya HO2X, yang tergantung di langit-langit ruangan pamer. Karya berbahan kayu berbentuk ukiran dengan wujud mirip baju dengan dua sayap di bagian punggung.

Selain karya tiga dimensi itu, ada juga karya dua dimensi. Salah satunya lukisan berjudul “Jelita” yang tergambar di atas kanvas berukuran 35 x 35 sentimeter. Lukisan karya Klowor Waldiono bergambar obyek mirip kucing. Kepalanya berwarna merah, sedangkan bagian tubuh yang lain berwarna kuning. Hewan itu terlukis dalam posisi terlentang. Keempat kakinya terangkat ke atas.

ANANG ZAKARIA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hadriani Pudjiarti

Hadriani Pudjiarti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus