Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Keunikan All of Us Are Dead Dibandingkan Film dan Serial Zombie Lain

Sutradara dan pemain mengungkapkan keunikan All of Us Are Dead dibandingkan dengan film maupun serial zombie yang sudah ada sebelumnya.

27 Januari 2022 | 14.40 WIB

Sutradara dan pemain serial All of Us Are Dead. Dok. Netflix.
Perbesar
Sutradara dan pemain serial All of Us Are Dead. Dok. Netflix.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Serial Korea Selatan terbaru, All of Us Are Dead menghadirkan cerita dengan tema besar zombie. Sutradara Lee JQ mengungkapkan keunikan All of Us Are Dead jika dibandingkan dengan film atau serial Korea Selatan bertema zombie yang sudah ada sebelumnya.

"Ada banyak konten zombie. Dan kebanyakan cerita, kita melihat apa yang terjadi pada orang dewasa ketika mereka bertemu virus zombie. Tapi ini sedikit unik karena dulu, terjadi di ruang yang sangat terbatas yaitu sekolah, dan itu terjadi pada siswa yang belum dewasa," kata Lee JQ dalam konferensi pers virtual pada Rabu, 26 Januari 2022.

All of Us Are Dead merupakan adaptasi dari sebuah webtoon populer berjudul Now at Our School karya Joo Dong Geun. Serial yang akan tayang di Netflix pada Jumat, 28 Januari 2022 ini mengisahkan sekelompok murid SMA yang terperangkap di gedung sekolah dan berupaya menyelamatkan diri dari serangan zombie.

"Saya merasa akan sangat menarik untuk melihat pilihan yang dibuat oleh para murid. Dan saya merasa itu bisa membawa makna baru pada genre zombie," kata Lee JQ.

Untuk menambah keunikan, Lee JQ fokus pada gerakan tubuh para zombie. Secara khusus, para pemain melakukan latihan koreografi untuk memerankan zombie. "Ketika Anda melihat zombie, detail yang berbeda dari koreografi zombie, kami memiliki koreografer dan seseorang yang merupakan aktor, jadi keduanya menciptakan sinergi yang luar biasa dalam menghidupkan zombie," kata Lee JQ.

Selain fisik, emosi dari para zombie juga diperhatikan oleh Lee JQ dan menjadi daya tarik tersendiri. "Dalam proses menjadi zombie, biasanya ada ketakutan yang luar biasa karena Anda memiliki rasa takut dan putus asa di mana Anda tidak mencoba menyakiti mereka tetapi mereka mencoba membunuh Anda. Jadi saya pikir aspek emosional akan menjadi sesuatu yang membedakan kami," kata Lee JQ.

Salah satu pemain All of Us Are Dead, Lim Jae Hyeok adalah pecinta konten zombie. Menurutnya, All of Us Are Dead sangat berbeda karena memperlihatkan perjuangan para murid melawan zombie dengan hanya menggunakan peralatan seadanya di sekolah.

"Ketika Anda menonton konten zombie lainnya, Anda memiliki senjata atau Anda menonton adegan pemusnahan zombie skala besar dengan tentara yang terlibat. Tapi serial kami tidak seperti itu. Ini terjadi di dalam sekolah. Jadi apa yang kita miliki hanya perlengkapan sekolah, meja atau kursi," kata Lim Jae Hyeok.

Lee JQ mengatakan All of Us Are Dead tidak hanya sebagai tayangan menghibur tetapi ada pesan mendalam yang ingin disampaikan untuk penonton terutama soal kehidupan. "Kami ingin menceritakan kisah tentang harapan saat kami menjalani hidup. Apa artinya menjadi manusia. Meskipun ini akan menjadi pertunjukan yang sangat menghibur, kami juga ingin membuat serial drama yang membuat Anda berpikir juga," kata Lee JQ.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus