Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Perebutan Takhta Dinasti Joseon

Haus kuasa, perebutan mahkota raja, pertentangan kelas, dan perang melawan zombie. Ini adalah serial paling lengkap dan populer yang wajib ditonton.

21 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGINDA tengah gering. Seluruh istana nun di Hanyang diselubungi kabut bisik-bisik misteri: ke manakah Baginda? Apakah benar beliau hanya sakit cacar air seperti yang diumumkan secara resmi hingga tak pernah lagi tampil di hadapan publik? Putra Mahkota Lee Chang (Ju Ji-hoon) mencoba mengunjungi ayahandanya, tapi dengan sigap dan luwes Ratu Cho (Kim Hye-jun), selir Baginda, menghalanginya karena “Baginda tak bisa diganggu”. Ketika Putra Mahkota mendesak dan mencurigai keadaan ayahandanya, Ratu Cho—cantik, tegas, sekaligus menakutkan—tersenyum sembari mengusap-usap perutnya yang tengah siap melahirkan bayi yang sudah lama dinantikan. “Engkau merasa terancam oleh kedatangan adik tirimu yang bakal lahir dan menggeser posisimu?” katanya. Pangeran Chang terdiam. Ibundanya, permaisuri, sudah lama wafat dan sejak itu si selir muda serta penasihat raja, Cho Hak-ju (Ryu Seung-ryong), secara de facto menjadi penguasa sehari-hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serial Korea Selatan yang sudah mencapai musim tayang kedua ini meledak menjadi salah satu seri platform digital Netflix yang ditunggu dan paling populer. Sebab, selain serial ini berkisah tentang intrik keluarga istana Dinasti Joseon yang berkuasa pada Abad Pertengahan, elemen zombie bisa diramu dengan baik dalam cerita. Dalam perlawanan terhadap pasukan zombie—mereka yang “terinfeksi”—karakter setiap tokoh akan terkuak: siapa yang pahlawan, siapa yang pecundang, siapa yang licik, dan siapa yang penakut. Para zombie semula manusia biasa, bahkan tokoh yang kita kenal. Mereka “terinfeksi” oleh gigitan zombie lain sehingga pada malam yang teduh dan dingin berubah menjadi makhluk pencari daging (manusia) yang segar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bae Doona. imdb

Syahdan, misteri tentang keadaan sang Raja begitu gelap dan penuh rahasia hingga setiap kali ada dayang yang diselundupkan ke luar istana dalam keadaan tewas, tanpa kepala, bermandikan darah, orang-orang di sekitar istana tertegun. Sang Pangeran, Dewan Guru dan kaum cendekia, serta para petinggi dan jenderal bertanya-tanya, sementara penonton secara perlahan-lahan diberi “adegan cicilan” tentang apa yang sesungguhnya terjadi di balik singgasana. Di balik kasak-kusuk istana, rakyat tengah menderita kelaparan hingga ketika disuguhi makanan yang ternyata berbahan “daging yang mencurigakan” mereka sudah tak peduli. Ini kemudian berakibat fatal.

Sejak episode pilot, serial ini berhasil meramu intrik politik istana, perebutan kekuasaan, drama keluarga, dan pertentangan kelas yang tak bisa tidak mengingatkan kita pada serial Game of Thrones (David Benioff dan D.B Weiss). Kedua serial ini sama-sama melibatkan perebutan takhta antarklan, menyajikan serangkaian pertarungan sengit antargenerasi, dan yang terpenting: perang besar mereka adalah melawan pasukan “zombie” . Yang membedakan kedua serial ini adalah Kingdom tidak melibatkan ratusan tokoh utama seperti halnya Game of Thrones. Kita cukup mengingat protagonis pahlawan kita, Pangeran Chang, dan si jahat penasihat raja, Cho Hak-ju, serta Ratu Cho.

Ryu Seung-ryong. imdb

Sementara dalam Game of Thrones perang besar antara manusia dan tentara zombie terjadi pada musim tayang terakhir, dalam serial Kingdom pasukan zombie muncul sejak awal. Pasukan zombie dalam serial ini adalah ciptaan manusia serakah seperti Cho Hak-ju dan Ratu Cho sehingga para zombie menjadi elemen penting. Mereka adalah lambang bahwa pada dasarnya manusia biasa sama dengan zombie: akan memakan, menggigit, mengunyah, dan membunuh manusia demi menunaikan rasa lapar.

Tapi, berbeda dengan film-film zombie lain, katakanlah serial The Walking Dead yang menyorot bagaimana seseorang bisa berubah menjadi zombie, Kingdom mengangkat cerita bagaimana pasukan zombie ini tercipta dan akhirnya menjadi bumerang yang mengunyah-ngunyah manusia dan peradaban.

Hal lain yang menarik dari serial ini adalah, seperti pembuat film terkemuka Bong Joon-ho, sutradara Kim Seong-hun menggambarkan perbedaan kelas golongan elite dan bangsawan dengan rakyat jelata.  Elemen ini dipadukan dengan inkompetensi para pejabat tinggi dalam menangani “kaum terinfeksi” . Beberapa tokoh pejabat lokal digambarkan agak karikatural untuk menunjukkan betapa mereka tak memahami berbahayanya serbuan pasukan zombie itu.

Serial Kingdom adalah sebuah cerita panjang yang luas dan menukik tentang bagaimana korupsi, kerakusan kekuasaan, dan inkompetensi pemimpin yang akhirnya menyebabkan runtuhnya peradaban.

Jika sebuah serial membuat penontonnya selalu menanti, selalu merasa berada dalam jagatnya dan berkawan dengan tokoh-tokohnya—dalam hal ini Pangeran Chang—artinya serial itu berhasil meringkus kita. Kita kemudian percaya bahwa sosok Pangeran Chang ataupun ratu jahat Cho adalah tokoh-tokoh nyata yang meyakinkan karena betapa skenario, dialog, dan seni peran mereka yang luar biasa dan pas.

Ketika musim tayang kedua ini selesai, kita merasa seperti kehilangan kawan dan sebuah “rumah”. Artinya, tontonan itu bukan sekadar serial hiburan bagi kita, melainkan sebuah cerita yang mendalam dan mewakili nurani. Dan serial Kingdom berhasil membuat kita semua merasa kehilangan pada akhir musim tayangnya. Setahun lagi terasa amat-sangat lama.

LEILA S. CHUDORI

imdb

KINGDOM

Sutradara: Kim Seong-hun
Skenario: Kim Eun-hee
Berdasarkan The Kingdom of the Gods oleh Kim Eun-hee  dan Yang Kyung-il
Pemain: Ju Ji-hoon, Bae Doona, Ryu Seung-ryong
Produksi: Netflix

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus