Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ide itu lalu menjelma seperti bayangan yang kerap mengikuti ke mana pun dia pergi. Empat tahun silam, dia merealisasinya dalam bentuk skenario kasar. Namun, karena dianggap alurnya belum sempurna, Nan mengutak-atik kembali skenario itu lima kali. Terakhir, Rayya Makarim ikut membantu menyempurnakan skenario itu. Saat itu, judul film yang semula Sand House itu diubah menjadi Pasir Berbisik. Dengan proses yang begitu panjang dan teliti, Nan mungkin adalah satu dari sedikit sutradara (perempuan) Indonesia yang sangat menekankan kesempurnaan karya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo