Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NAMANYA Cassandra Thomas. Sehari-hari dia dipanggil Cassie. Dari pagi sampai sore, Cassie (Carey Mulligan) bekerja di sebuah kafe kecil milik Gail (Laverne Cox), atasannya sekaligus satu-satunya kawan yang dia miliki. Pada malam hari, Cassie sudah siap dengan perangkat yang berbeda: berdandan cantik ke sebuah klub dengan tas dan notes kecil dan bolpoin untuk mencatat apakah malam itu dia sukses atau gagal. Dia akan bertingkah setengah mabuk. Dan ketika seorang lelaki berwajah "baik-baik" berlagak memapahnya dan "membantunya" untuk pulang, di titik itulah Cassie kemudian berubah menjadi seorang "superhero". Superhero bagi para perempuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Cassie seorang superhero atau seorang perempuan yang penuh dendam belaka?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sutradara dan penulis skenario, Emerald Fennel, membangun sebuah cerita yang dimulai dari klimaks. Kisah latar tentang tragedi tujuh tahun sebelumnya tidak disajikan dengan kilas balik sebagaimana film-film konvensional. Melalui dialog, kita perlahan mengetahui di masa lalu Cassie dan sahabatnya, Nina Fisher, adalah mahasiswa fakultas kedokteran yang brilian.
Carey Mulligan dan Bo Burnham dalam Promising Young Woman. Focus Feature
Namun cita-cita mereka menjadi dokter ternyata patah di jalan. Penyebabnya? Sutradara Emerald Fennel menyajikan adegan demi adegan dan kejutan demi kejutan yang kemudian membangun pemahaman mengapa Cassie Thomas yang brilian itu harus drop out dari sekolah kedokteran dan mengapa dia kemudian mempunyai rancangan besar untuk sebuah pembalasan terencana.
Membunuh? Tidak. Itu terlalu mudah, dan para rombongan pemuda keji yang memperkosa Nina Fisher beramai-ramai itu tak akan merasakan penderitaan Nina. Daftar orang-orang yang dianggap bertanggung jawab, selain para lelaki yang melakukan gang-rape dan bersorak sorai itu, juga mereka yang—sengaja atau tak sengaja—melindungi kelakuan tersebut. Nina sebagai korban yang dirawat dan ditemani Cassie akhirnya mengakhiri hidupnya. Dan sejak saat itulah Cassie merancang pembalasan yang cukup bermodal sebuah buku notes kecil dan keberanian tiada tara. Salah satu poin dari daftar rancangan balas dendam itu: "menghajar" lelaki yang menganggap “akan asyik meniduri perempuan mabuk”; lelaki yang berlagak tak paham bahwa itu adalah tindak pemerkosaan yang sangat menjijikkan.
Lalu apakah sepanjang film kita cuma menyaksikan serangkaian tindakan vigilante Cassie? Tentu saja tidak. Itu hanya masa lalu yang menjadi langkah awal. Kita juga akan menyaksikan Cassie mengunjungi sang dekan (perempuan) dan kawan-kawan yang sama sekali tak percaya atas peristiwa pemerkosaan itu (juga perempuan). Adegan-adegan itu membuat film ini makin menyakitkan karena Emerald Fennel ingin memperlihatkan betapa pemerkosaan sering kali terjadi dan pelakunya terlindungi karena lingkungan patriarkis (yang juga terdiri atas perempuan) memilih menyangkal atau tak peduli akan kebenaran.
Yang istimewa adalah Emerald Fennel menyajikan kisah gelap itu di atas kanvas dengan warna-warni pastel: merah jambu, kuning muda, es krim, dan gula-gula. Sementara itu, lagu hits lama seperti Toxic yang dulu dinyanyikan Britney Spears diberi aransemen baru, dengan gesekan biola yang mengubah lagu ini menjadi gelap dan menggugat.
Warna menjadikan Cassie selalu mengenakan baju manis, rambut dikepang, atau mengenakan jepitan dan bando (pada siang hari). Siang hari selalu digambarkan dengan segala hal yang manis dan polos. Begitu malam turun, Cassie kemudian berubah penampilan. Dia pergi ke klub dan "bertingkah" seperti orang mabuk, dan seterusnya.
Sutradara Emerald Fennell (tengah) dalam proses syuting Proming Young Woman. Focus Feature
Tiga perempat film ini sama sekali tak bisa dikisahkan di sini, karena Emerald Fennel mengungkap setiap adegan dengan ledakan dinamit. Setiap langkah Emerald begitu terencana dan menegangkan sehingga—tak peduli kita setuju atau tak setuju atas keputusannya—kita membelanya, menginginkan dia selamat, dan bisa menghela napas di ujung hidupnya. Tapi Emerald Fennel subversif terhadap ceritanya sendiri. Meski dia menyajikan kanvas dengan visual penuh warna manis, hidup bukanlah dongeng.
Selain berbagai festival film, Academy Awards 2021 baru saja mengumumkan film ini menerima lima nominasi, termasuk Film, Sutradara, Skenario, dan Aktris Terbaik. Ini adalah sebuah peristiwa fenomenal karena film Promising Young Woman adalah debut Emerald Fennel sebagai sutradara film. Ia adalah satu dari tujuh perempuan yang pernah dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik dalam sejarah Academy Awards. Sebelumnya, Fennel dikenal sebagai sutradara dan showrunner serial Killing Eve musim tayang kedua. Ia juga dikenal sebagai aktris yang memerankan Camilla Parker-Bowles dalam serial Neflix, The Crown. Film yang baru saja tayang di bioskop di Amerika Serikat tahun lalu tersebut akhirnya didistribusikan dalam format blu-ray.
Bukan hanya karena tema film ini penting maka saya menjagokannya, tapi juga karena Emerald Fennel memang melawan konvensi sinematik Hollywood yang sudah biasa dijejalkan ke wajah kita.
LEILA S. CHUDORI
Proming Young Woman
PROMISING YOUNG WOMAN
Sutradara:
Emerald Fennel
Penulis Skenario:
Emerald Fennel
Pemain:
Carey Mulligan, Bo Burnham, Alison Brie, Jennifer Coolidge, Laverne Cox, Connie Britton
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo