Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Serat Centhini-Pengakuan Pariyem Dalam Lima Bahasa

Mengangkat kisah perempuan pelayan. Dari cerita Jawa yang dinilai
bernilai universal

14 Oktober 2015 | 23.02 WIB

Sutradara Landung Simatupang. TEMPO/Dwianto Wibowo
Perbesar
Sutradara Landung Simatupang. TEMPO/Dwianto Wibowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Untuk pertama kalinya, dua karya sastra Jawa dibacakan dan dipentaskan dalam lima bahasa di Universitas Goethe, Frankfurt. Kedua sastra tersebut adalah Serat Centhini dan puisi karya Linus Suryadi pada akhir 1970-an, Pengakuan Pariyem. Pentas itu dilaksanakan di Universitas Goethe pada Senin, 12 Oktober 2015 lalu.


Aktor teater kawakan, Landung Simatupang mementaskan karya tersebut bersama Elizabeth Inandiak yang menerjemahkan Serat Centhini:41 Malam dan Satunya Hujan ke dalam bahasa Prancis, Jennifer Lindsay menerjemahkan Pengakuan Pariyem ke bahasa Inggris, Christina Schott menerjemahkan dalam bahasa Jerman. Pembacaan karya tersebut diiringi petikan gitar Tommy Simatupang. Sedangkan musisi dan composer Endah Laras membawakan tembang yang diambil dari cuplikan karya tersebut.


Seperti disebutkan dalam siaran pers yang diterima Tempo, mereka berenam membacakan dan mengajak penonton terlibat dalam kisah dari karya tersebut. Meskipun terpisah waktu, keduanya berkisah tentang pelayan perempuan yang mengisahkan hubungan antara tuan dan abdi.


Elizabeth Inandiak mengatakan, dari kedua karya tersebut penonton diajak merasakan bagaimana perubahan di Jawa, yang sebagian digambarkan melalui erotisme yang jujur. “Apa yang digambarkan Centhini sangat Jawa, tetapi juga sangat global. Ia menggambarkan persoalan kontemporer dan universal,” katanya.


Sedangkan Jennifer Lindsay mengatakan ketertarikannya terhadap Pariyem bermula ketika dia menyaksikan pembacaan karya Linus Suryadi di Yogyakarta pada 1991. "Saya jatuh cinta dengan perpaduan kata-katanya yang indah," ujarnya.


Pementasan ini merupakan pembuka program peringatan 70 tahun produksi teks Indonesia yang diselenggarakan Universitas Goethe, Jerman. Acara ini diselenggarakan dalam kaitan dengan Frankfurt Book Fair. Indonesia menjadi tamu kehormatan pada acara yang bergengsi ini. Beragam kegiatan seni dan sastra dihelat untuk memeriahkan acara ini.DIAN YULIASTUTI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dian Yuliastuti

Dian Yuliastuti

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus