Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Aktris Sha Ine Febriyanti intens mempelajari karakter guru bimbingan konseling, Bu Prani, tokoh sentral dalam film Budi Pekerti. Film besutan sutradara Wregas Bhanuteja ini diputar perdana di Empire XXI Yogyakarta pada Jumat, 27 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bu Prani merupakan karakter inti dalam film yang berlatar di Yogyakarta selama pagebluk Covid-19 itu. Film ini bercerita tentang seorang guru bimbingan konseling yang video perselisihannya dengan pembeli kue putu di pasar menjadi viral di media sosial. Dia dan keluarganya mendapat perundungan hingga harus mengundurkan diri dari sekolah.
Film Budi Pekerja Terinspirasi Kisah Nyata Guru BK
Seusai pemutaran film, Sha Ine Febriyanti mengatakan selama tiga bulan, dia secara khusus mempelajari karakter Bu Prani melalui interaksinya dengan Bu Wiwit, guru BK yang menjadi inspirasi Wregas dalam penciptaan filmnya. Sha Ine makan, naik motor bersama, mengamati cara berjalan, dan cara Bu Wiwit mengajar untuk menemukan karakternya. "Mengulik karakternya dari skrip. Mencari gesture, cara bicara. Tiga bulan pelajari karakter Bu Prani," kata Sha Ine.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, karakter Bu Prani menantang karena dia seorang perempuan yang punya lapis kehidupan menarik. Selain sebagai guru, Bu Prani juga ibu rumah tangga yang hangat dan manja saat di rumah. Di sekolah, Sha Ine mempelajari cara Bu Wiwit berkomunikasi dengan siswa yang menunjukkan kewibawaannya.
Selain Sha Ine, film Budi Pekerti bertabur sederet bintang yakni Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, Dwi Sasono, dan Omara Esteghlal. Film ini diproduksi oleh Rekata Studio bekerja sama dengan Kaninga Pictures dan didukung oleh KG Media, Hwallywood, Momo Films, dan Masih Belajar.
Tampilkan Perilaku Netizen di Media Sosial
Sutradara film, Wregas Bhanuteja menyebutkan setelah tampil di Toronto International Film Festival September lalu dan sejumlah festival, film ini akan tayang di tiga festival film internasional. Tapi, Wregas masih merahasiakannya.
Terinspirasi dari Bu Wiwit, guru BK Wregas saat bersekolah di Sekolah Menengah Pertama di Yogyakarta, film ini menggambarkan perilaku netizen yang reaktif di media sosial. Netizen kerap hanya mengunggah ulang sesuatu tanpa memahami isi atau konteks persoalan hingga muncul bully atau cacian secara massal. "Budi Pekerti bicara perilaku berkesadaran, mengajak orang mendiskusikan apakah sesuatu yang reaktif perlu dilanjutkan atau tidak," kata Wregas.
Pilihan Editor: Jakarta Film Week 2023 Resmi Dibuka dengan Film Budi Pekerti