Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEPOTONG lagu dari masa lalu itu mengayun. Telah 38 tahun ia menggubahnya, tapi terasa masih enak di telinga. Dengan petikan gitar akustik dalam nada minor, ia seperti tengah menghamparkan sebuah lukisan alam yang tak habis-habis dipuja. Ya, Melati dari Jayagiri malam itu hadir bagai sapuan seorang pelukis naturalis di puncak pencapaian karyanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo