Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TIDAK tahu apakah Slamet akhirnya terbunuh. Dia mengeluarkan pistol. Di panggung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, asap bak kabut tebal muncul. Di baliknya, samar-samar seseorang berbadan tegap menghunus pisau, siap menikam Slamet. Itulah ending yang disajikan Kelompok Sandiwara Mantaka saat membawakan terjemahan naskah Eugène Ionesco: The Killer. Naskah Ionesco, seperti Kursi-kursi, Biduanita Botak, Badak-badak, dan Pelajaran, cukup dikenal di sini. Namun The Killer, naskah yang dibuat Ionesco pada 1958, belum pernah dimainkan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Dari Genet sampai Ionesco"