Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seni

Trio Folk Bali Relung Kaca Luncurkan 'Pang Ping Pung'  

Sejak dibentuk pada 2013 Relung Kaca fokus pada tema-tema sosial dan lingkungan hidup.

23 Januari 2017 | 15.14 WIB

Penampilan Relung Kaca saat peluncuran album Pang Ping Pung di Rumah Sanur - Creative Hub, Denpasar, Bali, 22 Januari 2017. TEMPO/BRAM SETIAWAN
Perbesar
Penampilan Relung Kaca saat peluncuran album Pang Ping Pung di Rumah Sanur - Creative Hub, Denpasar, Bali, 22 Januari 2017. TEMPO/BRAM SETIAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Denpasar - Grup musik folk asal Bali Relung Kaca meluncurkan album pertama mereka. Album bertajuk 'Pang Ping Pung' ini berisi lima lagu, yaitu Nyanyian Kecil Untuk Sawah, Saudara Satu Rasa, Proses Bijak, Unfairness, dan Sekedar Romansa.

Grup musik yang bermarkas di Singaraja ini terdiri atas tiga personil, yaitu Aristiana Jack (vokal, gitar), Konot (vokal, Gitar), dan Pande Narwastu (vokal, cajon). Relung Kaca diproduseri oleh Luh Gede Juli Wirahmini.

Trio folk yang dipengaruhi musikus Bob Dylan ini merupakan pegiat lingkungan hidup di Yayasan Manik Bumi, lembaga yang aktif dalam isu-isu tentang sampah. Selama satu tahun terakhir Relung Kaca sering terlibat dalam gerakan perjuangan rakyat adat Bali menolak reklamasi Teluk Benoa.

Menurut Konot sejak dibentuk pada 2013 Relung Kaca fokus pada tema-tema sosial dan lingkungan hidup. "Album pertama ini konsep kami tentang lingkungan. Rencana kami selanjutnya akan mengangkat tema-tema sosial, kekerasan anak dan perempuan, juga cinta," katanya di Rumah Sanur - Creative Hub, Denpasar, Minggu, 22 Januari 2017.

Konot menuturkan judul Pang Ping Pung untuk album pertama diambil dari petikan lirik lagu berjudul 'Proses Bijak'. "Supaya simple, dan mudah diingat, tentang tiga orang personil band ini," tuturnya.

Adapun Aristiana Jack mengatakan aliran musik folk dipilih karena sederhana. "Bisa latihan di mana saja," katanya. Ia menambahkan folk lebih mudah untuk menguraikan kata-kata menuju pesan yang ditujukan. "Esensi indah dan puitis," ucapnya.

Menurut dia, inspirasi lagu-lagu Relung Kaca berasal dari kehidupan sehari-hari. Terkait isu lingkungan, kata Aristiana, pentas mengiringi gerakan Bali Tolak Reklamasi (BTR) setiap demonstrasi adalah esensi dari pemaknaan lagu-lagu Relung Kaca. "Itu memberi nyawa terhadap perjuangan. Nafas kami melakukan hal yang nyata," ujarnya.

Peluncuran album Pang Ping Pung diadakan di dua kota. Pertama diadakan Sasana Budaya Buleleng, Kota Singaraja, pada Kamis, 19 Januari. Para musikus yang ikut memeriahkan, yaitu drummer Superman Is Dead, Jerinx and Sony Bono, Mata Jendela, Rastafara Cetamol, Paku Lima. Seni tradisional baleganjur dari Sanggar Gita Sunari dan Bondres Rarekual juga mewarnai peluncuran 'Pang Ping Pung'.

Acara peluncuran selanjutnya di Rumah Sanur - Creative Hub, Denpasar. Antusias ratusan pengunjung memenuhi Rumah Sanur. Para musikus yang tampil Dadang Pranoto (gitaris Navicula dan Dialog Dini Hari), Sandrayati Fay, Igo and The Blado, Made Mawut and The Stomp, Mata Jendela. Pada akhir acara Relung Kaca berkolaborasi dengan peniup terompet Rio Sidik. Pementasan Relung Kaca juga diselingi pemutaran video klip dari single "Nyanyian kecil Untuk Sawah" karya Erick Est.

BRAM SETIAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nunuy Nurhayati

Nunuy Nurhayati

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus