Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Percetakan uang milik Peruri di Karawang, yang sebelumnya tertutup, kini terbuka untuk dikunjungi khalayak. Pelajar, mahasiswa, dan masyarakat yang ingin mengetahui proses pembuatan uang dipersilakan datang ke pabrik yang baru diresmikan lima tahun silam ini setiap Rabu. ”Mereka juga akan diberi panduan mengenali uang palsu,” kata Direktur Utama Peruri Junino Jahja.
Keterbukaan percetakan uang memang tak lepas dari sosok Junino Jahja. Bekas Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi ini mengaku terilhami percetakan uang di Amerika yang menjadi obyek wisata. ”Kenapa di Indonesia tidak? Ini kan aset kebanggaan Tanah Air, kenapa harus ditutup rapat?” ujarnya.
Sejak dibuka untuk umum, animo masyarakat ternyata begitu tinggi untuk melihat percetakan uang tersebut. Hal itu terlihat dari permohonan berkunjung yang menumpuk di meja petugas administrasi. ”Mereka rela antre berbulan-bulan untuk berkunjung, termasuk para pejabat negara,” ujar pria yang pekan lalu sempat lima hari terdampar di Paris, Prancis, gara-gara semburan debu Gunung Eyjafjallajokull di Islandia itu. Biar terbuka, kerahasiaan dan keamanan tetap terjaga kan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo