Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUTA Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, Todung Mulya Lubis, sempat kerepotan mengurus turis asal Tanah Air. Saat pemerintah Norwegia mengkarantina wilayahnya menyusul penetapan pandemi Covid-19 pada 12 Maret lalu, sebanyak 19 pelancong Indonesia justru mendarat di Oslo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari kelompok turis yang terdiri atas empat rombongan itu, ada yang berwisata ke Lofoten dan Tromso untuk melihat aurora. Nahasnya, setiba mereka di wilayah utara Norwegia itu, otoritas mengumumkan pemberlakuan lockdown pada malam harinya. “Mereka sudah masuk hotel, didatangi petugas dan disuruh karantina selama dua minggu,” kata Todung, 70 tahun, saat dihubungi, Senin, 13 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak bisa pergi ke mana-mana, para turis harus meminta tolong pegawai hotel setiap kali perlu berbelanja ke supermarket. “Tapi lama-lama uangnya kempis. Celakanya, mereka ini bawa cash, tapi kurang karena enggak mengira selama itu,” ujar Todung. Dalam kondisi kepepet, mereka mengontak Kedutaan Besar Indonesia, minta dievakuasi.
Lewat telepon, Todung dan anggota staf kedutaan bernegosiasi dengan otoritas dan pengelola hotel. “Saya bilang ini force majeure.” Todung sukses melobi sehingga para turis dibebaskan dari keharusan membayar sewa hotel, tapi tidak untuk biaya makan. “Karena uang mereka enggak cukup, ya mesti kami bayarin pakai anggaran kedutaan.”
Pemulangan turis juga sempat berbelit karena mereka terbang dengan tiket promo, yang tak dapat diubah tanggalnya. Dengan penerbangan terbatas, Todung melobi maskapai yang punya rute ke Bangkok, Thailand. Mereka pun bisa dipulangkan pada 24 Maret lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo