Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AKHIR bulan lalu, sebuah vonis dijatuhkan di Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan. Mulai hari itu, sutradara film Nico Pelamonia,
41 tahun, tidak lagi menjadi suami Fauziah Albar (Fera), 31
tahun. Perempuan itu merasa tak sanggup lagi hidup bersama. Ia
minta cerai.
Gara-garanya, kata Fera, Nico menyeleweng. "Bagi saya
penyelewengan tak bisa dimaafkan." Maka ia pun menjanda untuk
kedua kalinya. "Mungkin saya kualat pada ayah dan bekas suami
saya yang saya tinggalkan begitu saja," sesalnya.
Ia anak Sayid Abdullah bin Abubakar Albar. Umur 17 tahun Fera
kawin dengan dosennya di IKIP Bandung dan beranak 1 (Hilda, kini
14 tahun). Entah kenapa, 1975 ia meninggalkan suaminya dan
tinggal di Jakarta. Jadi peragawati. Tahun berikutnya kenal
dengan Nico, hidup bersama 2 tahun, lalu menikah.
Fera masuk Kristen mengikuti agama Nico. Kini, setelah cerai,
tanpa anak, ia kembali masuk Islam.
Tapi perceraian itu tak enak buntutnya. Ketika putusan
pengadilan diberitahukan kepada Nico, si bekas suami marah.
Malah mengancam akan membunuhnya. Fera ketakutan sampai jatuh
sakit dan mengalami perdarahan, dan masuk RSCM 2 minggu.
Keluar dari rumah sakit ia menghubungi Nico untuk mengambll
bagian harta gono-gininya. Tapi ketika ditemui di PPFN, Nico --
menurut Fera -- memukuli kepalanya di depan orang banyak.
Dilanjutkan dalam mobil, sampai Fera pingsan.
Merasa tak aman, Fera melapor ke Kodak Metro Jaya. Karena itulah
Nico tak bisa ke Tokyo untuk memproses film yang baru rampung
disutradarainya, Bidadari dari Sorga. Sampai akhir pekan lalu,
pengusutan pihak Kodak belum selesai -- dan TEMPO tak berhasil
menemui Nico.
Fera sendiri belum berniat segera kawin lagi. "Harus lebih
selektif," katanya. Ia membandingkan nasibnya dengan Noel Page,
tokoh pelacur di film The Other Side of Midnight -- yang
ditontonnya sampai 3 kali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo