Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Datang di jakarta

Putri salima, 25, berkulit putih bersih, ramping asal inggris lahir di india. ibu 3 anak ini kini mengurus beberapa rumah sakit di karachi pakistan. datang di jakarta bersama aga khan iv. (pt)

7 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AGA Khan IV (43 tahun), datang di Jakarta bersama isterinya Puteri Salima (25) dengan pesawat pribadi -- sebagai sponsor seminar arsitektur & perumahan yang memang dibiayainya sendiri. Menginap di Hotel Hilton, setiap acara makan ia selalu minta hidangan Indonesia. Nyonya (disebut Begum) Aga Khan, berkulit putih bersih dan ramping, berasal dari Inggeris meski lahir di India. Ibu 3 anak ini kini mengurus beberapa rumah sakit dan klinik di Karachi, Pakistan -dan suaminya memang banyak mendirikan sekolah dan rumah sakit. Tapi mereka sendiri tinggal di Paris, atau Jenewa, atau London. Aga Khan adalah imam kaum Isma'iliah Nizariah. Sedang Isma'iliah, baik Nizariah maupun Musta'liah (yang terakhir ini berpusat di Bombay) adalah salah satu sekte yang dinilai ekstrim di kalangan Syi'ah (10% jumlah muslimin di dunia) yang mayoritas di Iran. Nama sekte itu diambil dari Isma'il bin Ja'far Shadiq, imam ke-7 dan terakhir. yang tidak diakui oleh umumnya Syi'ah di Iran. (Syi'ah Iran mempercayai 12 imam, tidak termasuk Isma'il). Aga Khan yang datang ini adalah Pangeran Karim. Ia cucu Aga Khan III, yang bernama Sultan Sir Mohammad Svah dari Karachi. Pangeran Karim adalah anak Ali Khan dari isterinya ang pertama, seorang puter Baron Churston. Ali Khan adalah penikmat hidup yang paling tulen dan suka kawin cerai - misalnya mengawini aktris Rita Hayward. Itu pula agaknya mengapa yang dilantik ayahnya sebagai imam penerus bukan dia melainkan Karim, puteranya -- seorang pemuda lulusan Harvard. "Aga Khan yang sekarang ini orangnya serius," kata seorang stafnya -- "beda sekali dengan ayahnya." Namun Aga Khan IV nampak kurang berselera bicara ihwal pribadi. "Saya lebih senang berbincang soal arsitektur saja," tangkisnya setiap ada yang mau memancing. Ketika meninggalkan hotehlya, Aga Khan secara pribadi mampir di front desk sambil berkata: "Harap dibagikan kepada mereka yang telah melayani kami dengan baik. Terima kasih." Kabarnya, ia memberi persen yang lumayan juga besarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus