Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kunjungan

16 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIANG itu, Ratna Sari Dewi Sukarno, 37 tahun, mengenakan stelan celana pangsi dari katun warna putih. Dan tetap mengoles mukanya dengan make-up yang sedikit tebal untuk rata-rata ukuran orang Indonesia. Dalam potongan baju yang sama, Kartika, 11 tahun, mengenakan baju katun warna hijau. Ketika tampak olehnya seorang juru potret menanti kedatangannya, Dewi langsung mencari lokasi yang baik untuk dipotret. Ketika Rahmawati Sukarno dan suaminya Dicky Suprapto muncul dari dalam restoran Jepang Kikugawa di jalan Kebun Binatang, Jakarta, Dewi cepat menggamit keduanya ini untuk dipotret bersama. Tidak ketinggalan Bayu dan Taufan Sukarno yang turut serta dalam acara makan siang antar keluarga tersebut. Pemilik restoran, Kikuchi -- teman lama Dewi di Tokyo -- rupanya tahu apa yang jadi kegemaran Dewi. Dihidangkanlah sukidashi dan sukiyaki, di samping makanan yang lain. "Kedatangan kami," kata Dewi, "untuk pertemuan keluarga." Dia mengatakan bahwa Guruh dan Megawati Sukarno pernah berkunjung ke Paris, "dan saya membalas kunjungan mereka," ujarnya. Dalam kunjungannya seminggu ke mari, ia juga akan pergi ke Blitar. "Saya kangen dengan Ibu Wardoyo," ujarnya. Acaranya di Jakarta untuk bertemu dengan beberapa tokoh Indonesia banyak yang tidak kesampaian. Hanya Wakil Presiden Adam Malik dan nyonya yang berhasil ditemuinya. Itu pun kemudian diramaikan dengan kedatangan Gubernur DKI Nolly Tjokropranolo dan Brigjen Chourmain, Dan Skogar Ibukota. Dewi dibiayai dan diundang oleh Mas Agung untuk turut serta merayakan 25 tahun PT Gunung Agung. Rencana Gunung Agung, biografi Dewi akan diterbitkan dalam beberapa bahasa. Ketika ditanyakan affairnya dengan beberapa tokoh bisnis dan kaum bangsawan seperti diberitakan koran-koran di Paris, Dewi tetap menjawab pendek: "Ah, saya tidak ada waktu untuk menjawab itu." Tapi dia sering menekankan: "Saya ingin bertemu dengan semua keluarga." Sampai hari ketiga di Jakarta, dia belum bertemu dengan Guntur Sukatno. Guntur sendiri sambil tertawa, lewat telepon berkata: "Datang sih boleh saja ke Jakarta. Memang saya pernah bilang lewat Guruh, Kartika datang kek ke Blitar buat nyekar kuburan Bapak." Mengapa Guntur tampaknya menghindari Dewi dan hanya "mengirim" isterinya Henny untuk makan siang bersama Dewi di Kikugawa? Jawab Guntur cepat "Lha, yang mau diomongin apa sih?" Tapi Sabtu siang lalu sekitar jam 1 siang, sementara para wartawan dalam dan luar negeri bersilaturahmi di Istana Ballroom hotel Sari Pasific, Dewi muncul. Ia makan siang bersama Kartika, Guntur dan Henny di Jayakarta Bar & Grill, sebelah Istana Ballroom. Menolak minum sampanye, ia merokok Salem. Mengenakan gaun coklat muda, sanggulnya tampak masih baru. Dua jam sebelumnya, ia memang baru saja dirias oleh tiga orang perias dari La Reine Salon. Perias itu ia panggil di kamar 1402 hotel Aryaduta Ambassador Hyatt. Dewi memang lebih suka mengumng diri di kamarnya. Seorang petugas keamanan hotel selalu siaga depan kamarnya. Setelah 13 September ke Blitar, Dewi akan langsung ke Bali. Dari Bali, dia akan langsung terbang ke Tokyo. Selain Kartika, cuma seorang juru kamera dari Nl IK yang mengikuti Dewi selama di Indonesia. Kata Dewi lagi: "Saya sudah harus berada di Tokyo tanggal 15 September." Sebelum Jakarta, Dewi berkunjung ke Seoul karena dia telah diundang untuk pembukaan hotel Sheraton di sana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus