Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DARI kontes Evening Make Up di Hongkong pertengahan Juni,
muncul geulis Bandung sebagai pemenang pertamanya. Eloknya
bukannya membawakan rias gaya Priangan, tapi gaya Solo. Kata
Ernie Kosasih, 24 tahun, cewek cakep semampai itu, di hadapan
juri dan penonton "kakiku gemetar, jantungku berdetak lebih
cepat." Meskipun untuk mengubah dirinya menjadi putri Solo ia
telah berlatih enam bulan.
Toh itu lomba sebenarnya untuk periasnya. Dia cuma sebagai
"media" saja. Hadiah seribu dollar AS, sebuah piala, dan tiket
ke London pp, Johny Saleh, perias itu, yang mengantunginya. Si
Ernie, mahasiswa tingkat III Sastra Prancis Unpad, cuma mendapat
uang lelah Rp 300 ribu. Tapi ia tak kecewa, malahan bangga,
habis hitung-hitung baru dua kali ini ia ikut ambil bagian
dalam lomba memperagakan pakaian atau rias, dan sekali ini
menang.
Ada yang menggelisahkannya. Waktu di Hongkong kain batik yang
dipakainya bukannya kain batik Solo asli, tapi kain tetoron yang
digambari motif parang lereng dengan cat semprot. Lantas bunga
melati yang menghias sanggulnya, juga tidak semerbak mewangi.
Habis itu bunga plastik, sih. Untung, jurinya bukan wong Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo