Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUATU siang pada 1967. Kolonel Mulyono dari CPM Guntur, Jakarta Pusat, mengumpulkan semua anggota tim Piala Thomas di flat atlet Senayan. Di gedung yang kini sudah berganti rupa menjadi pertokoan Plaza Senayan itu, para atlet yang menggunakan nama berbau Tionghoa diperintahkan mengganti nama. Kolonel Mulyono sudah menyiapkan nama pengganti masing-masing. Kami semua tak dapat menolak.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo