Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ketukan palu itu tiba-tiba saja melontarkan Anwar Ibrahim ke suatu masa silam: rumah yang nyaman penuh buku di Bukit Damansara; istrinya, Wan Azizah Ismail, beserta keenam anak mereka; para sahabat lama dan handai taulan; kepenuhan hak seorang warga Malaysia terhormat. Dan tentu saja, kepada kebebasan yang tak lagi dicecapnya sejak masuk bui pada 1998.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo