Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Wawancara
KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA LETNAN JENDERAL PURNAWIRAWAN MARCIANO NORMAN:

Berita Tempo Plus

BIN Harus Terbuka

KETIKA diangkat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara dua tahun lalu, Letnan Jenderal Purnawirawan Marciano Norman punya tantangan untuk memperbaiki citra negatif BIN di mata masyarakat. Pada masa Orde Baru, BIN dipercaya memiliki peran besar dalam represi terhadap rakyat. Setelah Orde Baru pun BIN diduga terlibat dalam pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir, pada 2004.

19 Mei 2013 | 00.00 WIB

BIN Harus Terbuka
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tapi tugas barunya bukan hanya itu. Hampir bersamaan dengan "masuknya" Marciano ke Pejaten—sebutan markas BIN yang terletak di Pejaten, Jakarta Selatan—Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara disahkan. Dalam aturan baru tersebut BIN dipaksa tak hanya mengurus dirinya sendiri, tapi juga menjadi koordinator dalam komunikasi perangkat intelijen yang dimiliki Tentara Nasional Indonesia, kepolisian, kejaksaan, bahkan sejumlah kementerian dan lembaga negara.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus