Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Telepon itu berdering berkali-kali. Lama, barulah pria setengah baya itu mengangkatnya. Entah apa omongan orang seberang. Raut muka pria itu terlihat serius. Belum lagi pembicaraan itu selesai, telepon selulernya menjerit-jerit. Langsung disambar. Sejenak ia terlihat kaget, keningnya berkerut dan, "Oh my God," ia memekik sembari menepuk-nepuk jidatnya. Hampir selama sepuluh menit ia seperti kebingungan, sedih, lalu bengong.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo