Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Girlband K-pop BLACKPINK merilis album kedua bertajuk Born Pink pada 16 September lalu. Grup musik yang beranggotakan Jisoo, Jennie, Rose, dan Lisa itu seketika mencuri perhatian dunia. Maklum, BLACKPINK merupakan salah satu kiblat musik dan fashion dunia.
Menariknya, nama perancang busana Indonesia, Diana M. Putri, ikut terkerek setelah kelompok musik perempuan itu merilis album dan klip video terbaru mereka. Sebab, tiga anggota girlband asal Korea Selatan itu memakai karya busana Diana Couture, rumah desain busana milik Diana.
Jennie menggunakan korset bertabur mutiara bernama Pearl Chandelier Corset. Dia memakai korset tersebut dalam klip video lagu berjudul Shut Down. Selain itu, ada Rose yang memakai celana pendek bertabur kristal Swarovski. Sedangkan Lisa mengenakan rok peplum dengan kilau perhiasan dalam foto sampul album terbaru Born Pink.
Dalam wawancara secara daring dengan Indra Wijaya dari Tempo, Jumat lalu, Diana mengaku sangat bahagia, bangga, dan bersyukur atas capaiannya tersebut. "Bersyukur kepada Tuhan Yesus. Sebab, kalau cuma mengandalkan kemampuan kita, jelas ini tidak mungkin," kata perempuan berusia 50 tahun itu.
Diana mengatakan korset bertabur mutiara itu ia bikin beberapa tahun lalu. Bahkan karyanya itu pernah dipakai oleh Puteri Indonesia yang juga Miss Universe Indonesia 2020, Ayu Maulida, dalam sebuah pemotretan pada 2021. Menurut Diana, permintaan dari YG Entertainment—perusahaan yang memayungi BLACKPINK—untuk meminjam koleksi Diana Couture bak petir di siang bolong. “Semua terjadi dengan cepat. Kami pun buru-buru mengirim koleksi kami ke Korea Selatan,” tutur Diana.
Selain busana yang dipakai BLACKPINK, Diana bercerita tentang perkembangan busana di Indonesia dan di dunia serta semangat anak muda dalam berekspresi lewat fashion. Berikut ini wawancara dengan Diana.
Bagaimana awalnya karya Anda dipakai tiga anggota BLACKPINK?
Awalnya Februari, tepatnya 16 Februari lalu. Sekitar pukul 11 atau 12 malam, saya dihubungi tim dari YG Entertainment. Kabarnya, BLACKPINK mau comeback dengan membikin album baru. Mereka tertarik pada look-look Diana Couture. Mereka mau besok (produk itu) sudah harus dikirim ke Korea Selatan. Sekitar empat hari, look-look yang mereka pilih itu sudah harus tiba di sana.
Lantas bagaimana?
Ya sudah, kami siapkan. Ada 18 pakaian koleksi Diana Couture dari Surabaya dan Los Angeles yang kami kirim. Kami ada cabang Diana Couture di Los Angeles. Jadi, pihak stylish YG Entertainment sudah memilih sendiri look mana yang ingin digunakan. Sudah tidak mungkin mau customized lagi. Bukan bikin baru.
Selama ini banyak yang salah mengartikannya. Dikira kami bikinkan baru dalam waktu empat hari. Yang benar, mereka memakai barang-barang yang sudah ada. Tapi saya salut kepada mereka (YG Entertainment) karena profesional banget. Untuk pengiriman, mereka sendiri yang mengatur semuanya. Jadi, saya hanya mendukung.
Dari karya yang dipakai BLACKPINK, Pearl Chandelier Corset menjadi yang paling banyak dibicarakan. Bagaimana ide awal pembuatan korset tersebut?
Tema Pearl Chandelier Corset lebih ke boreless ala-ala showgirl begitu. Tema-tema boreless memang seperti itu. Cuma, saya melihat, dari penata gaya YG Entertainment ini, begitu Jennie pakai korset saya, itu beneran seperti menjadi Jennie yang sesungguhnya. Apalagi dia pakai bros Chanel, Camellia hat piece, crystal choker dari Chanel juga, dan nasty gal shoes. Jadi, korset saya jadi punya nyawa. Seperti Jennie. Memang, kalau dipakai di klip video itu jauh lebih booming, ya. Padahal untuk sampul album di Korea juga populer. Tapi mungkin, karena dipakai di klip video, jadi lebih viral saja.
Apakah ada catatan dari personel BLACKPINK?
Saya berkomunikasi langsung dengan kepala stylish mereka. Jadi, bukan dengan anggota BLACKPINK. Tapi, yang jelas, YG Entertainment ini sangat paham fashion. Styling mereka sangat detail pada masing-masing anggota BLACKPINK untuk semua hal, termasuk pada foto sampul dan klip video Shut Down. Untuk sampul album, memang, mereka lebih ke-edgy (gaya yang berbeda dari yang lain).
Bagaimana tentang gaya busana masing-masing anggota BLACKPINK?
Ya, YG Entertainment sangat memperhatikan karakteristik masing-masing anggota BLACKPINK. Misalnya untuk Jisoo itu lebih ke princess look, lebih flawless, elegan. Kalau Lisa itu lebih ke avant-garde, lebih ke hip-hop. Kalau Rose lebih ke grunge, rock, seksi. Kalau Jennie lebih ke klasik, old Hollywood. Jadi, karakter gaya tiap member jelas dan detail. Kalau karakter style, jelas itu lebih di hati penggemar dan penonton.
Bagaimana tentang fashion artis-artis K-pop saat ini?
K-pop itu, menurut saya, dunia hiburan masa depan. Seluruh dunia sudah mengenal K-pop. Mungkin berbeda dulu ketika zaman NE:ONE (boyband Korea Selatan) berjaya. Itu dunia belum siap dengan K-pop. Tapi sekarang semuanya K-pop. Dunia sudah menerima K-pop. Mungkin BLACKPINK dan BTS yang saat ini memegang K-pop. Jadi, benar-benar ini menjadi pengalaman saya yang luar biasa.
Setelah digunakan BLACKPINK, Anda merasa mendapat popularitas lebih besar?
Tujuan saya bukan untuk mencari popularitas. Karena memang semangat saya ada pada fashion, yakni membuat penampilan seseorang itu jadi lebih menarik sesuai dengan ekspektasi saya. Tapi tetap memperhatikan karakter pribadinya sendiri. Dia bisa jadi yang terbaik dari dirinya sendiri. Klien saya bisa begitu itu sudah sangat senang.
Bagaimana memulai karier di dunia fashion? Apakah benar Anda otodidak?
Ya, benar. Saya memulai karier dari kesulitan mencari baju untuk saya pakai sendiri. Lalu kepikiran untuk bikin baju sendiri karena saya ini terlalu pemilih untuk urusan baju. Jadi, saya itu suka yang sesuai dengan potongan baju dan model yang saya suka sendiri. Saya ini kadang-kadang suka desain, tapi potongan bajunya tidak suka. Ya, inginnya bikin sendiri sesuai dengan standar sendiri. Jadi, saya bekerja di dunia busana itu pada 2010 dan 2014 sudah dipakai artis-artis nasional.
Diana M Putri. Dokumentasi Pribadi.
Lalu apa yang terjadi?
Pada 2015 saya lolos kurasi untuk ikut Couture Fashion Week di New York. Dan, puji Tuhan, saya memenangi Global Fashion Avenue Award. Itu viral sekali di New York karena penghargaan itu sudah 10 tahun vakum. Dan saya satu-satunya wanita Asia pertama yang memenanginya. Karena Couture Fashion Week diikuti 50 negara, jadi banyak yang ikutan. Kalau tidak salah ada lebih dari 150 desainer busana. Saya sampai diwawancara Fashion TV selama 45 menit. Sejak saat itu, karier internasional saya terbuka. Lalu, pada 2016, saya bergabung dengan salah satu rumah produksi di LA dan mulailah saya dikenal oleh stylish di Hollywood. Pertama kali itu di acara Golden Globe 2016 sampai sekarang.
Siapa artis nasional dan internasional yang pertama kali menggunakan karya Anda?
Artis nasional itu Krisdayanti. Kalau yang internasional itu Nikki Bella, pegulat profesional. Waktu itu dia menjadi pembawa acara Golden Globe.
Bagaimana perasaan Anda saat itu ketika karya Anda dipakai di pergelaran Golden Globe?
Sangat bahagia. Saya bersyukur berlutut di hadapan Tuhan.
Anda sering bolak-balik ke Amerika Serikat untuk urusan pekerjaan mengingat Anda punya perwakilan di Los Angeles?
Saya tetap tinggal di Surabaya karena produksinya di sini. Keluarga saya juga di Surabaya. Di LA cuma ada anak saya dan memang ada rumah produksi di sana.
Seperti apa ciri khas karya busana Anda?
Elegant get toward. Pokoknya perempuan yang pakai busana saya itu bisa jadi yang terbaik dari sisi mereka. Jadi, karakter mereka tetap ada. Bisa jadi yang terbaik dari dirinya sendiri.
Bagaimana caranya mengetahui karakter klien Anda?
Kebanyakan saya dengan klien itu dekat. Jadi, bukan hanya soal pekerjaan. Saya cenderung punya hubungan yang baik dengan klien. Saya bisa tahu karakternya. Saya bisa tonjolkan kelebihan dan menutupi kekurangannya. Meski sudah selesai acara, saya tetap saja menjalin hubungan baik dengan mereka.
Berapa harga untuk busana rancangan Anda?
Semua masuk akal dan sama dengan desainer yang lain. Tidak perlu menulis tentang itu karena harus menghargai yang lain juga.
Lantas, fashion di Indonesia saat ini seperti apa?
(Fashion) di Indonesia tidak kalah dengan (fashion) di luar negeri. Maksudnya mereka, para desainer fashion, punya kualitas yang baik. Kalau di luar negeri tergantung karena ada merek-merek tertentu yang tetap menjaga konsistensi. Mereka selalu mencoba memperbarui. Itu yang bagus. Intinya, jangan cepat berpuas diri. Sama seperti bidang lain. Karena ini dunia kreatif, ya harus kreatif. Itu kuncinya.
Apa pesan Anda untuk perancang busana muda Indonesia?
Perancang muda harus punya komitmen dan konsistensi, selalu memperbarui ide. Cari inovasi baru. Dan kita harus paham ciri khas kita seperti apa. Jadi, orang itu bisa langsung tahu karya kita lewat ciri khas itu.
Bagaimana fashion anak muda Indonesia? Terlebih setelah heboh Citayam Fashion Week yang menabrak pandangan bahwa fashion itu harus mahal?
Memang benar, fashion tidak harus mahal. Tergantung bagaimana kita memadupadankan dan eksekusinya seperti apa. Fashion harus mahal itu pandangan yang sudah basi. Pokoknya bagaimana cara membawakan busana, memadupadankan seperti bagaimana. Jelas, akan jadi beda hasilnya.
Bagaimana tip untuk anak muda biar keren tapi enggak mahal?
Kalau saya lebih suka sesuatu yang sederhana dan menonjolkan satu saja secara detail. Jadi, enggak terlalu semua ditonjolkan. Ibaratnya semua bagian berteriak itu enggak bagus. Akan lebih high class kalau difokuskan pada satu titik. Jadi, apa yang akan ditonjolkan pada titik itu. Seperti menonjolkan kelebihan kita.
Contohnya?
Misalnya tipe badannya lebih ke panggul yang besar, maka yang ditonjolkan jangan panggulnya. Lebih ke bagian lain, seperti di pundak, maka orang akan cenderung melihat pundaknya dibanding panggul. Lalu untuk panggul bisa memakai detail warna yang lebih gelap. Jadi, dibuat seimbang antara tubuh bagian atas dan bawah.
Apakah ada masukan dari Anda untuk anak muda yang ingin bergaya sesuai dengan ekspresi, tapi takut dihujat norak?
Orang ngomong, ya memang punya hak. Tapi, kalau selalu memikirkan mereka, kapan kita majunya. Asalkan kita punya pengetahuan dan memperbarui pandangan fashion. Jadi, kita punya rasa percaya diri pada fashion kita. Tapi percaya dirinya enggak ngawur. Percaya diri harus tetap dengan dasar yang baik. Terlebih sekarang lebih mudah mencari referensi busana. Bisa lewat media sosial. Istilahnya tinggal pencet saja. Berbeda dengan zaman dulu, yang belum secanggih ini. Dulu mencari referensi harus ke perpustakaan.
Profil
Nama: Diana Muljono Putri
Lahir: Mojokerto, 11 Desember 1971
Pendidikan:
- SMA Taruna Nusa Harapan
- Universitas Kristen Petra (Sastra Inggris)
Penghargaan:
- Best Fashion Designer at New York Fashion Week S/S 2015-2016 (Awarded by Couture Fashion Week & Global Fashion Avenue)
- 1st Place for Best Designer in Art Hearts Fashion (Los Angeles Fashion Week S/S 2016-2017)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo