Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia mungkin membayangkan Batam seperti Shenzhen di Cina. Daerah yang dua dasawarsa silam merupakan desa nelayan yang miskin, dengan pendapatan per kapita US$ 79,8, tapi kini terbang dengan pendapatan US$ 3.000—hampir tiga kali lipat Indonesia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo