TEMPO Interaktif, Jakarta - Abdullah Sonata mengakui keterlibatannya dalam jaringan terorisme Abu Bakar Ba'asyir. Dalam jaringan tersebut, Sonata menempati posisi sebagai pemasok sejumlah senjata yang dia sampaikan melalui Luftfi Haidaroh alias Ubaid.
Sonata mengungkapkan pada Mei 2009 ia memang mengunjungi Aceh Besar diajak oleh Sofyan Tsauri, bekas polisi yang diketahui sebagai salah satu pemasok senjata ke jaringan Ba'asyir. Kedatangannya berhubungan dengan pelatihan militer di Pegunungan Jantho.
"Saya ke sana untuk follow up latihan laskar Front Pembela Islam," kata Sonata saat bersaksi untuk terdakwa kasus tindak pidana terorisme, Ba'asyir, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (28/3). Namun, kata dia, latihan tersebut dibatalkan oleh Ketua FPI setempat.
Sonata adalah bekas terpidana tujuh tahun penjara karena terbukti pernah menyembunyikan gembong teroris Noor Din M. Top dan menyimpan senjata. Ia kembali diadili akhir tahun 2010 lalu setelah diduga sebagai salah satu penyalur senjata untuk pelatihan militer di Pegunungan Jantho, Aceh Besar.
Dalam sidang hari ini, Sonata dicecar ihwal hubungannya dengan Ubaid, Abu Tholut, dan Yahya alias Dulmatin. Saat ditanya jaksa, Sonata mengaku menerima Rp 10 juta dari Abu Tholut. "Untuk mengumpulkan dan membina santri-santri di Aceh," kata dia yang mengaku tak kenal Ba'asyir.
Adapun dari Dulmatin, Sonata awalnya mengaku diserahi duit Rp 50 juta. Jumlah tersebut merupakan tindaklanjut pertemuan keduanya pada 2009 lalu di hotel di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Pertemuan itu, kata dia, juga dihadiri Abu Tholut, yang sedianya akan dialokasikan untuk follow up laskar FPI, namun batal.
Saat ditanya ulang oleh jaksa, Sonata akhirnya mengaku total duit yang diterimanya dari Dulmatin lebih dari itu. "Jumlahnya Rp 195 juta," ujarnya. Adapun dari Ubaid, Sonata menerima Rp 115 juta, dan dari Ba'asyir Rp 30 juta.
Sejumlah Rp 100 juta dari Rp 195 juta yang diberikan Dulmatin kemudian diserahkan Sonata ke Maulana untuk dibelikan tiga pucuk senjata M16. Senjata itu lalu diserahkan Sonata ke Tongji, Dulmatin, dan Abu Tholut.
Sonata sendiri mengaku tak tahu sama sekali mengenai pelatihan militer di Aceh. Ia menduga, senjata yang dipasoknya untuk pelatihan jihad ke Gaza. "Saya tidak ikut ke sana," kata Sonata. Saat ditanya Ba'asyir mengenai sosok konseptor i'dad di Aceh, Sonata juga mengaku tak tahu.
Isma S+avitri