TEMPO.CO, SIJUNJUNG - Benarkah Faisal mencuri kotak amal Masjid? Apa benar warga sempat menganiaya Faisal sebelum akhirnya dibawa ke Polsek Sijunjung? Warga Jorong Koto Tangah Nagari Pematang Panjang membantah ada peristiwa amuk warga saat penangkapan Faisal. "Hanya tamparan kecil sekitar empat kali, karena awalnya dia tak mengaku," kata Desriman, 24 tahun, warga yang pertama kali menangkap Faisal.
Desriman mengaku pertama kali melihat Faisal saat anak 15 tahun itu sedang sholat Masjid Nurul Yakin. Menurutnya Faisal memiliki ciri-ciri mirip pelaku pencuri uang di kotak infak Surau Irsyanuddin. Yaitu, rambut pirang, jaket merah, celana pensil, dan mengendarai sepeda motor tanpa no pol. Karena itu Desriman menangkap Faisal dan mempertemukannya dengan Mukhsin, 35 tahun, warga yang mengetahui jelas ciri-ciri pencuri di Surau itu. Dan Mukhsin membenarkan bahwa anak yang dibawa Desriman itu adalah pelakunya.
Saat diperiksa oleh warga, Faisal sempat tidak mengaku sehingga dibawa ke ruang pengaman FKPM yang berlokasi di kantor Wali Nagari Pematang Panjang. Warga menginterograsi dan menggeledahnya. "Kami menemukan dua alat. Lurus dan bengkok. Bukan kunci T," ujar Desriman.
Setelah beberapa lama diinterogasi warga, akhirnya Faisal mengaku telah mencuri kotak amal masjid. Warga membantah interograsi dilakukan dengan cara kekerasan dan menyiksa Faisal.
Kami bertanya kepadanya baik-baik, kata Ninan, 36 tahun, salah satu warga. Kami kasihan karena dia masih kecil, kami minta dia mengaku secara baik. Kami sempat memberinya rokok dansegelas air, saat menginterogasinya. Jadi tidak ada kekerasan oleh warga.
Setelah Faisal mengaku, Wali Nagari Pematang Panjang selanjutnya melapor ke Polsek Sijunjung. Beberapa aparat kepolisian datang dan membawa Faisal ke Markas Polsek Sijunjung dengan diiringi warga.
Saat sampai di Markas Polsek Sijunjung kekerasan polisi terhadap Faisal dimulai. Desriman yang juga ikut mengantar mengaku melihat langsung perlakuan kasar polisi terhadap Faisal. "Saya melihat Faisal ditendangi dadanya oleh polisi," ujarnya.
Bahkan usai interogasi kekerasan polisi terus berlangsung di ruang tahanan. "Saya mendengar jeritan kesakitan Faisal," imbuhnya.
Tak lama usai menangkap Faisal, polisi menangkap Budri. Pada 28 Desember kedua adik-kakak itu ditemukan tewas tergantung di kamar mandi tahanan. Polisi mengatakan keduanya tewas gantung diri. Namun keluarga korban menduga mereka berdua tewas karena siksaan polisi.
ANDRI FARUQI
Berita Terkait
Keluarga Faisal dan Budri Melapor ke Bareskrim
Komnas Menduga Ada Pelanggaran HAM di Kasus Sijunjung
Hasil Otopsi: Kakak Adik di Sijunjung Tak Bunuh Diri
Bunuh Diri Kakak-Adik di Tahanan Diragukan
Ada Memar di Jasad Kakak-Adik Gantung Diri
Polisi Tak Kompak Soal Kematian Anak Gantung Diri