TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 60 persen pilot di maskapai swasta Indonesia diduga memakai obat-obatan terlarang atau amphetamin ketika bertugas.
Dugaan ini dilontarkan oleh seorang mantan pramugari, Diva kepada Tempo pada Rabu, 8 Februari 2012. Menurut dia, itu adalah gambaran umum awak maskapai di udara. "Pengalaman saya sebagai pramugari dan informasi teman-teman saat ini, 6-7 orang dari 10 pilot adalah pengguna (narkoba)," kata Diva.
Diva bergabung dengan sebuah maskapai swasta pada 2006. Sekitar Agustus 2008, ia mundur. Namun dia masih bertukar kabar dengan teman-temannya yang masih aktif di dunia penerbangan.
"Dari 2008 sampai 2012, kebiasaan senang-senang dan clubbing mereka tetap sama. Senioritas di maskapai sangat tinggi sehingga para junior mengikuti gaya hidup seniornya," ujarnya.
Diva mengaku pernah melihat seorang pilot yang tiba-tiba tampak segar meski bergadang dan hura-hura di kelab malam. Kala itu, dirinya masih pramugari junior dan sedang bermalam di luar Kota Jakarta, sebelum kembali terbang esok harinya.
Sekitar pukul 03.00 WIB, pilot dan para kru pesawat lainnya baru kembali ke hotel. Tapi mereka harus bersiap kembali terbang dan siap di lobi hotel pukul 04.00.
Nah, ketika itulah Diva melihat kapten pilotnya tampak segar bugar. "Tapi dia bicaranya ngaco dan belepotan, seperti orang menggunakan narkoba," ujarnya.
CORNILA DESYANA
Berita Terkait
Pilot Lion Mengaku Nyabu karena Ditinggal Istri
Penumpang Cemaskan Kasus Pilot Lion Pengguna Sabu
Begini Cara BNN Mengintai Pilot Nyabu
Lion Air: Pilot Nyabu Lebih Lihai dari Kami
Pilot Nyabu, Lion Air Bebas dari Sanksi
Pilot Lion Nyabu Ternyata Juga Dilacak via Online
Dirjen Udara Cabut Izin Terbang Pilot Nyabu
Maskapai Lion Air Kesulitan Awasi Pilot Nyabu
BNN Buru Jaringan Pilot Lion Pengguna Sabu
Masih Ditelusuri, Pilot Nyabu Pemakai atau Pengedar