TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penindakan dan Pengejaran Badan Narkotika Nasional (BNN), Benny Mamoto mengatakan peredaran narkotik di antara para pilot dan awak penerbangan berlangsung antarteman.
Sabu yang dikonsumsi Syaiful Salam, pilot Lion Air yang ditangkap Sabtu lalu di Surabaya tidak dipasok oleh jaringan khusus. Begitu juga sabu yang dipakai rekan satu maskapainya, Hanum Adhyaksa, yang lebih dulu ditangkap pada 10 Januari di Makassar,
“Penyelidikan kami menunjukkan (sabu) didapat antarteman yang memperolehnya dari jaringan biasa,” kata Benny dalam jumpa pers bersama Lion Air di kantor BNN, Jakarta, 9 Februari 2012.
Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan menyatakan di tempat terpisah, pihaknya masih mencari formula yang tepat untuk mencegah kasus-kasus narkotik di lingkungan awak penerbangan. Konsultasi sedang dilakukan ke BNN dan juga Kementerian Kesehatan. "Sedang kami susun. Baru kali ini kami bertemu kasus seperti ini," katanya di Istana Presiden kemarin.
Juru bicara PT Lion Mentari Airlines, Edward Sirait, mengatakan Lion Air mendukung program BNN dan Kementerian Perhubungan “membersihkan” pilot dari penyalahgunaan narkotik. Hal tersebut demi menciptakan transportasi penerbangan yang aman. ”Kami akan berperan serta membantu pemerintah menangani masalah narkotik ini,” katanya di kantor BNN.
SATWIKA MOVEMENTI | RAFIKA | EZTHER
Kisah BNN Menguntit Pilot Nyabu
Begini Cara BNN Mengintai Pilot Nyabu
Lion Air: Pilot Nyabu Lebih Lihai dari Kami
Dirjen Udara Cabut Izin Terbang Pilot Nyabu
Kata Pramugari, Pilot Nyabu karena Beban Pekerjaan
Lion Air Ancam Pecat Pilot Nyabu
Asosiasi: Tak Ada Alasan Membenarkan Pilot Nyabu
Setahun Pilot Lion Itu Jadi Budak Sabu
60 Persen Pilot dan Pramugari Diduga Pakai Narkoba