TEMPO.CO , Jakarta:- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dikabarkan akan menegaskan kembali sikap partai untuk mencopot kader busuk yang terjerat perkara korupsi. Pernyataan pencopotan itu bakal disampaikan berbarengan dengan agenda Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat di Jalan Sisingamangaraja, Jakarta, pada akhir Februari 2012.
“Bila tidak ada acara kepresidenan, SBY akan hadir dan kembali menegaskan sikap partai terhadap kader bermasalah,” kata Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, kepada Tempo, Kamis 9 Februari 2012. Itu disampaikan SBY dalam pertemuannya dengan sembilan pendiri dan deklarator di Puri Cikeas Ahad lalu.
Sutan menyatakan, secara garis besar SBY akan memberikan pesan-pesan moral kepada anggota partai untuk tetap bersatu serta berpolitik secara cerdas dan santun. Sikap partai untuk mencopot kader bermasalah, menurut Sutan, sudah menjadi keputusan partai. “Kami akan melibas orang-orang yang memanfaatkan partai hanya untuk korupsi,” ujarnya.
Menurut Sutan, inti acara nanti adalah peresmian kantor baru Forum Komunikasi. Para pendiri partai akan menikmati itu sebagai reuni. Sutan menyatakan forum itu tidak membahas hal-hal yang terkait dengan urusan Dewan Pimpinan Pusat, termasuk soal status Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Meski begitu, ia melanjutkan, tidak tertutup kemungkinan para pendiri juga akan memberikan saran-saran menjaga eksistensi Partai Demokrat. Para pendiri dan deklarator memang prihatin dan kecewa kepada kader muda yang tersangkut kasus korupsi.
Mengenai desakan menggelar kongres luar biasa untuk menggusur Anas, Sutan menyatakan belum terpikirkan untuk dilakukan dalam waktu dekat. Menurutnya belum ada cukup alasan. Meski ada keinginan itu, Anas belum dapat dicopot sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Sebenarnya ada harapan agar mereka (kader bermasalah) mau berkorban demi nama besar Partai Demokrat,” kata Sutan. Nama Anas disebut-sebut dalam perkara yang menjerat bekas Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin. Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Angelina Sondakh telah ditetapkan jadi tersangka kasus Wisma Atlet. Ia kini dinonaktifkan dari jabatannya.
Kader lain yang dikabarkan dicopot adalah Sudewo, Ketua DPP Bidang Organisasi dan Pembinaan Kader. Namun, kabar itu dibantah Sudewo. Dia menegaskan, tidak ada keinginan dari pihak mana pun di internal Demokrat menghabisi orang-orang Anas.
Ketua Partai Demokrat Jawa Timur, Soekarwo, merasa pemberitaan media mengenai partainya sangat memprihatinkan dan meruntuhkan citra partai. Lingkaran Survei Indonesia mencatat elektabilitas partai pemenang pemilu merosot hanya 13,7 persen, di bawah PDIP 14,2 persen, dan Golkar 18,9 persen.
Meski begitu, diakuinya apa yang diributkan media merupakan masukan positif guna membangun Demokrat lebih bersih lagi. "Saya sedih, tapi harus diakui saya salut ke media," kata anggota Dewan Pembina Demokrat ini.
FRANSISCO ROSARIANS | I WAYAN AGUS PURNOMO | FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita lain:
SBY Perintahkan Pembersihan Kader Busuk
Pendiri: Kongres Demokrat Berseliweran Dollar
TPF Demokrat Soal Wisma Atlet Dianggap Akal-akalan
SBY Umumkan Nasib Anas Cs Akhir Februari
Kronologi Hambalang dan Perjalanan Anas