TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Divisi Komunikasi Publik Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat Andi Nurpati mengatakan partainya akan segera mengadakan rapat pleno untuk memutuskan nasib Angelina Sondakh dari posisinya sebagai wakil sekretaris jenderal. "Secepatnya, kalau bisa pekan ini," kata Andi saat dihubungi kemarin.
Menurut Andi, surat Dewan Kehormatan sudah diterima DPP Kamis sore pekan lalu. Surat itu berisi pemberhentian Angie--sapaan Angelina--dari jabatan wakil sekretaris jenderal. Surat diteken oleh Sekretaris Dewan Kehormatan saat masih dijabat Amir Syamsuddin dan dua anggota Dewan Kehormatan, E.E. Mangindaan dan Jero Wacik.
Dalam memberhentikan seorang pengurus dari posisinya, Andi mengatakan, harus disepakati oleh Dewan Pengurus Pusat melalui rapat pleno terbatas. Rekomendasi dari Dewan Kehormatan hanya menjadi rujukan dan arahan. Sesuai AD/ART partai, keputusan pemberhentian tetap di tangan Pengurus Pusat. "Jadi tidak serta-merta begitu surat DK keluar, yang bersangkutan harus berhenti," tuturnya.
Rapat pleno membahas rekomendasi pemberhentian Angie ini tinggal menunggu kesesuaian waktu antara beberapa pimpinan. Alasannya, dalam pekan ini, mereka memiliki agenda sangat padat, termasuk Ketua Umum yang di luar kota. "Secepatnya akan kami bahas," ujarnya.
Andi menilai keputusan Dewan Kehormatan mengenai posisi wasekjen hanya menunggu waktu. Sejauh ini Pengurus Pusat tak punya alasan menolak rekomendasi Dewan Kehormatan. Dengan status tersangka dari Komisi Pemberantasan Korupsi, Angie, sesuai aturan, harus segera dinonaktifkan. "Ini berlaku tidak hanya pada Angie, tetapi untuk siapa saja pengurus yang ditetapkan sebagai tersangka."
Pada Jumat, 3 Februari 2012 lalu, KPK menetapkan Angie sebagai tersangka dalam kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games Palembang. Angie dijerat dengan Pasal 5, Pasal 10, dan Pasal 11 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi. Pasal tersebut berisi ancaman pidana satu tahun, dua tahun, dan lima tahun, serta denda maksimal Rp 250 juta.
IRA GUSLINA
Berita Terkait
Ada Jatah Angie dan Koster di Brankas Nazar
Tamsil Linrung Disebut Kecipratan Duit Nazar
Blakblakan Nasir: Nyawa pun Saya Kasih untuk Nazar
Tak Mau Kecolongan, Sejumlah Penjara Ditambah CCTV
Wamen Denny Tak Tahu Isi Pembicaraan Nazar-Nasir