TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Koordinasi Partai Demokrat yang berlangsung hari ini, 14 Februari 2012, diperkirakan akan menjadi ajang “pertempuran” antarfaksi dalam partai. “Rakor bakal jadi medan pertempuran karena gempuran terhadap Anas semakin kencang,” kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, melalui telepon, pagi ini.
Menurut rencana, Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum akan memimpin rapat koordinasi itu. Akan hadir pula semua pengurus puncak partai sampai level wakil sekretaris jenderal. Ari meramalkan, pertempuran akan terjadi antara kubu pendukung Anas dan kubu yang kontra dengan Anas.
Serangan terhadap Anas, menurut Ari, terlihat dari perubahan komposisi Dewan Kehormatan Partai. Amir Syamsuddin yang sebelumnya menjabat Sekretaris Dewan Kehormatan digeser ke Dewan Pembina, dengan alasan kesibukannya sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Selanjutnya, T.B. Silalahi didapuk sebagai pengganti Amir.
Gempuran terhadap Anas juga terlihat dari munculnya pengakuan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Minahasa tentang praktek politik uang di Kongres Demokrat Bandung pada 2010. “Itu sebenarnya umpan untuk Komite Pengawas untuk melakukan pembersihan terhadap pendukung Anas,” ujar Ari.
Pengakuan DPC Minahasa mengkonfirmasi nyanyian bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin. Dalam berbagai kesempatan, terdakwa kasus suap Wisma Atlet Jakabaring itu menyebutkan uang US$ 8 juta dan Rp 30 miliar digelontorkan untuk memenangkan Anas sebagai Ketua Umum Demokrat.
“Itu untuk mengamankan 325 DPC. Ada yang satu DPC US$ 10 ribu, ada yang US$ 15 ribu, ada yang US$ 20 ribu,” kata Nazar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI, 3 Februari 2012. Menurut Nazar, ada juga sebagian yang mengalir ke DPC pendukung Andi Mallarangeng. “DPC-nya Andi diamankan juga.”
Nazar juga berkali-kali melontarkan tudingan kepada sejawat di partainya. Misalnya, ia menyebutkan uang Rp 9 miliar dari proyek Wisma Atlet mengalir ke sejumlah politikus Demokrat, seperti Angelina Sondakh, Mirwan Amir, Edi Sitanggang, dan Jafar Hafsah.
Nazar juga menuduh Angelina Sondakh ikut bagi-bagi duit. Namun Nazar tak menyebutkan Angie menebar fulus untuk pemenangan siapa. “Ada juga kok rekaman CCTV yang menunjukkan kami lagi bagi-bagi duit,” ujar Nazar.
Angelina dan kawan-kawan pun telah berulang kali membantah tuduhan Nazar.
ISMA SAVITRI
Berita Terkait
Presiden Mengaku Marah Saat Bertemu Nazaruddin
PPATK Temukan Aliran Dana Nazar ke Para Politikus
SBY Beberkan Pertemuannya dengan Nazar
Abaikan Perintah, Pejabat Menhukam Dicopot
Kebobolan Nasir, Dirjen LP Tak Kena Sanksi