TEMPO.CO, Depok - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Front Pembela Islam (DPW FPI) Depok, Habib Idrus Al Gadhri, mengatakan niat membubarkan FPI adalah hal mustahil. Menurut dia, FPI adalah lembaga yang lahir dari masyarakat. "Percuma pemerintah membubarkan FPI karena kami berangkat dari masyarakat," kata Idrus kepada Tempo, Rabu, 15 Februari 2012.
Idrus menilai isu pembubaran FPI adalah pengalihan isu dari penguasa. Hal itu dikatakan dia karena hampir semua petinggi partai penguasa bermasalah, mulai dari Nazarudin sampai ketuanya. "Ini hanya permainan partai penguasa, jadi kami tidak aneh lagi," ujarnya.
Idrus mengatakan seharusnya pemerintah berterima kasih kepada FPI karena banyak kasus yang tidak mampu diselesaikan oleh negara. "Kami menganggap banyak hal di negara ini yang harus diselesaikan," katanya.
Isu pembubaran FPI tidak menjadi persoalan. Pasalnya, FPI Depok tetap melakukan kegiatannya seperti biasa. Bahkan, pada Sabtu, 11 Februari 2012, FPI meresmikan tiga Dewan Pimpinan Cabang (DPC). "Jadi kami tidak terpengaruh. Sekarang kami sudah punya 11 DPC di Depok," Bambang menjelaskan.
Menurut Bambang, masyarakat yang meminta bantuan kepada FPI juga banyak. Di Mesuji, kata Bambang, FPI Depok telah membantu mereka yang dirampas hak-haknya. "Kami memiliki tim khusus ke Mesuji, membantu membangun masjid dan gereja. Jadi kami membela kemanusiaan," katanya.
Sementara warga Kelurahan Harapan Jaya, Pancoran Mas, Depok, Aan, 30 tahun, mengatakan tindakan untuk membubarkan FPI itu bagus. Itu merupakan peringatan bagi semua ormas sejenis, terlebih yang mengatas namakan agama. "Islam kan terkenal santun, tidak anarkis seperti mereka," ujarnya.
Menurut Aan, seharusnya FPI merubah dakwahnya menjadi lebih baik. Apalagi, banyak sekali masyarakat seluruh Indonesia yang menolak gerakan anarkis mereka. "Karena masyarakat sudah muak dengan gerakan seperti itu," katanya.
Sebelumnya, pada Kamis, 14 Februari 2012, kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai kalangan menggelar aksi damai "Indonesia Tanpa FPI" di Bundaran HI, Jakarta, Selasa, 14 Februari 2012. Aksi tersebut terinspirasi dari ratusan warga Dayak di Kalimantan Tengah yang menolak kedatangan rombongan FPI saat tiba di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Sabtu, 11 Februari 2012. Mereka menolak FPI yang dianggap mendukung aksi kekerasan dan anarkis.
ILHAM TIRTA
Berita lain:
NU Banyuwangi Minta Pemerintah Bubarkan FPI
Dilaporkan FPI, Gubernur Kalteng Mesam-mesem
Rentetan Aksi FPI dari Masa ke Masa
Menghimpun Aksi Tanpa FPI Lewat Jejaring Sosial
DPR: FPI Jangan Paksakan Kehendak
Mega: FPI Seharusnya Bersikap Sopan
Anti FPI, Melawan Kekerasan dengan Aksi Damai
Pangdam Brawijaya Minta TNI Waspadai Gerakan FPI