TEMPO.CO, Jakarta - - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa menilai sikap PKS seringkali tidak bisa diajak kompromi. Namun bagi Demokrat dan kubu koalisi, kehilangan PKS tak akan berdampak apa-apa.
Menurut Saan, dengan komposisi yang ada minus PKS, sebenarnya koalisi juga masih solid. ""Nggak masalah di Parlemen tanpa PKS, koalisi masih 60 persen" kata Saan kepada Tempo, Senin 2 April 2012.
Karenanya, menurut Saan, PKS seharusnya sudah bisa memutuskan sikapnya dalam koalisi, tanpa perlu menunggu. Saan menilai, sikap PKS dalam pembahasan APBN sudah tak lagi bisa dimaafkan. Menurutnya, pelanggaran terhadap kontrak koalisi sudah kerap dilakukan PKS.
"Kemarin itu kan sebenarnya kami membuat kontrak baru tujuannya agar koalisi semakin solid, semakin bisa terjaga keutuhannya, tidak lagi ada multitafsir terhadap komitmen dan tidak ada pelanggaran. Tetapi kan ternyata pelanggaran masih juga dilakukan. Ini sudah tak bisa dimaafkan," ujarnya.
Dalam rapat paripurna soal kenaikan harga BBM Jumat kemarin, PKS akhirnya memutuskan secara tegas untuk menolak kenaikan BBM. Sikap ini diambil setelah opsi PKS yang mensyaratkan hara rata-rata minyak harus naik 20 persen dari patokan harga minyak dunia tak dihiraukan anggota koalisi lainnya.
Penolakan PKS ini bersebrangan dengan sikap anggota koalisi lainnya. Akibatnya, posisi PKS di koalisi terancam. Sejumlah kader PKS mendesak Presiden SBY memberikan hukuman kepada PKS.
Saan mengatakan, seluruh anggota koalisi telah gerah dengan sikap mendua PKS. Ia mengatakan, sejumlah anggota partai koalisi sudah menyampaikan keluh kesahnya kepada Demokrat untuk mencoret PKS dari koalisi. "Itu aspirasi dari peserta koalisi. Kami berharap Pak SBY bisa mengakomodir aspirasi kami," ujarnya.
Ia menambahkan, sikap PKS seringkali tidak bisa diajak kompromi. Dalam pembahasan APBN Perubahan 2012 kemarin, menurutnya opsi yang ditawarkan PKS tak masuk akal. Syarat kenaikan harga minyak mencapai 20 persen selama tiga bulan menurutnya sama saja menjebloskan pemerintah ke dalam jurang. "Itu opsi yang tidak mungkin. Keburu APBN jebol duluan. Defisit diatas 3 persen. Sama saja menjebloskan pemerintah ke jurang," ujarnya.
FEBRIYAN
Berita terkait
Kekesalan SBY terhadap PKS Memuncak
PKS Mendua, Menteri Tifatul Disebut Terpojok
SBY Sampaikan Nasib PKS di Setgab
PKS Persilakan Menterinya Dicopot
SBY: Harga BBM Naik Dikaitkan Politik 2014
Menuju Mekah, Indra Azwan Sampai Sumatera
PKS Yakin SBY Tak Copot Menteri