TEMPO.CO , Jakarta:Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin menilai sudah biasa terhadap protes sejumlah politikus dan pengurus partainya atas rencana rapat pimpinan nasional khusus. Agenda ini sudah sesuai jalurnya. "Ini sudah sesuai relnya. Kalau protes itu sih biasa. Waktu zaman Pak JK (Jusuf Kalla) juga dan Bang Akbar (Tandjung) juga ada rapimnasus untuk menjadikan mereka calon presiden," kata dia kepada Tempo, Sabtu, 21 April 2012.
Agenda Rapimnasus Partai Golkar mendapatkan tentangan dari sejumlah petinggi Partai Golkar. Rapat ini bertujuan mengukuhkan pencalonan Aburizal Bakrie sebagai calon presiden dari partai beringin ini. Mereka menganggap agenda ini tak sesuai program catur sukses Partai Golkar.
Baca Juga:
Agenda rapimnasus pun belum mendapatkan restu dari Dewan Pertimbangan Partai Golkar yang diketuai Akbar Tanjung. Agenda rapat belum disepakati dalam rapat di tingkat Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar. Karena itu, sejumlah politikusnya meminta agenda rapat tak dilanjutkan.
Nurul mengatakan, agenda ini tak melanggar ketentuan AD/ART Partai Golkar. Pengurus Pusat Partai Golkar sudah mendapatkan mandat untuk menggelar rapat pada Rapat Pimpinan Nasional 2011 lalu. "Kan 2011 kemarin itu memang dukungan untuk Pak Ical maju sudah menguat," kata dia. "Tapi Pak Ical menolak karena menganggap belum waktunya dan belum dapat restu dari istri dan ibunya. Makanya dalam kesimpulan rapimnas itu disebutkan jika ada hal-hal yang mendesak, DPP bisa melaksanakan rapimnasus."
Soal protes bertubi-tubi, Nurul menganggap Partai Golkar akan segera rapat pleno. Ia berharap, rapat pleno menyelesaikan perpecahan di tubuh Golkar. "Rapat pleno jadwalnya 27 April. Saya berharap semua masalah yang menimbulkan kesan ada ketidakharmonisan dalam Golkar akan selesai di rapat pleno," ujarnya.
Sebelum rapat pleno digelar, dia melanjutkan, Ical akan membuat pertemuan dengan para senior Partai Golkar seperti Akbar Tanjung. Ia yakin, pertemuan kedua tokoh senior Golkar ini akan mencairkan suasana di dalam Golkar. "Karena sebelumnya Bang Akbar itu juga mendukung Pak Ical. Ini cuma masalah komunikasi saja. Bang Akbar merasa ditinggalkan karena tidak pernah diajak ngomong," ujarnya.
FEBRIYAN
Politik Terpopuler
Geng Motor Pita Kuning Diserahkan ke AD dan AL
Kronologis Pendakian Terakhir Wamen Widjajono
Megawati: Bukan Puan, Wanita Lain pengganti Saya
Kronologi Pendakian Wamen Widjajono ke Tambora
Geng Motor, Pangdam Jaya Bantah Sebut Perwira A
Ical Mestinya Urus Golkar, Bukan Calon Presiden
Denda Nazar Tak Sebanding Pengusutan Kasusnya
Panglima Instruksikan Penuntasan Geng Pita Kuning
“Jangan-jangan Ada Cukong di Belakang Inafis”
Wamen Widjajono Pernah Naik Gunung Tambora