TEMPO.CO, Washington - Isu miring menimpa bank terkemuka asal Inggris, HSBC Holdings Plc. Subkomite Senat Amerika Serikat menemukan fakta bahwa lembaga keuangan yang bermarkas di London ini terlibat pencucian uang kartel narkoba serta pendanaan jaringan teroris global.
CNNmoney mengabarkan, Subkomite Permanen Senat melacak aliran dana senilai jutaan dolar Amerika pada organisasi perdagangan narkotik serta teroris. Dalam laporan yang dirilis Senin, 16 Juli 2012 waktu setempat, Subkomite Senat menyatakan HSBC tak mengontrol ribuan transaksi mencurigakan dari nasabah-nasabah bermasalah selama satu dekade terakhir.
Data lain yang mencengangkan ialah aliran dana senilai US$ 7 miliar sepanjang 2007 hingga 2008 dari HSBC cabang Meksiko ke salah satu bank afiliasinya di Amerika. HSBC Meksiko diketahui memiliki nasabah "kelas atas" yang terkait dengan bisnis narkotik maupun penjualan manusia (human trafficking).
Penegak hukum sebelumnya telah memerintahkan penutupan rekening mereka, tetapi HSBC menunda eksekusinya. "Aliran dana itu kemungkinan berasal dari rekening-rekening yang seharusnya dibekukan," demikian kutipan laporan Subkomite Senat.
Selain dari Meksiko, HSBC juga diketahui menjadi perantara aliran dana dari negara-negara yang dikenal sebagai surga pencucian uang jaringan teroris, di antaranya Iran, Cayman Island, Saudi Arabia, serta Suriah.
Dalam penelitian terhadap 1,4 juta dokumen dan wawancara 75 petinggi HSBC sepanjang 2011, ditemukan fakta kerja sama bank tersebut dengan Bank Al Rajhi Saudi Arabia yang ditengarai merupakan sumber dana Al-Qaeda. HSBC ketahuan mengalirkan dana senilai US$ 1 miliar pada Al Rajhi dan dua bank di Bangladesh pada 2010.
"Kecerobohan dan kelemahan akuntabilitas HSBC sungguh dramatis," kata Ketua Subkomite Senat, Carl Levin.
Menanggapi masalah ini, manajemen HSBC menyatakan HSBC akan mematuhi regulasi di setiap negara tempat bank itu beroperasi. Dalam pernyataan tertulis manajemen bank tersebut, mereka mengakui adanya kegagalan pemenuhan standar keamanan transaksi di masa lalu. "Kami percaya bahwa kasus ini akan memberikan pelajaran penting bagi industri keuangan dalam upaya mencegah pelanggar hukum memanfaatkan jaringan keuangan global." demikian pernyataan HSBC.
HSBC bukanlah bank besar pertama yang tersandung kasus transaksi ilegal di Amerika. Juni 2012, bank asal Belanda, ING, membayar denda US$ 619 juta setelah terbukti mengalirkan dana miliaran dollar pada nasabah di Kuba dan Iran, yang tengah dikenai sanksi embargo ekonomi. Pada 2010 mantan petinggi Wachovia Bank membayar denda US$ 160 juta lantaran memuluskan transaksi keuangan kartel narkotika Meksiko.
FERY FIRMANSYAH
Berita Terpopuler:
Diserang isu SARA, Pengusung Jokowi-Ahok Senang
Mahasiswi UI yang Hilang Ternyata Tidur di Warnet
Djoko Candra Jadi Warga Negara Papua Nugini
Begini Cara Neneng Kenakan Baju Tahanan KPK
Alasan Taksi Ferrari Ada di Jakarta
Demokrat: Isu SARA Tak Bakal Laku
Baru Cerai, Tom Cruise Sudah Mencium Wanita Lain
Kapten Timnas U-22 Singapura Ternyata Berdarah Indonesia
Ini Penyebab Mogoknya Mobil Listrik Dahlan Iskan
Cinta Laura Sembunyikan Diri di Amerika