TEMPO.CO, Jakarta - Rio Haryanto sukses melewati uji coba mobil Formula 1 bersama Marussia F1 Team di Silverstone, Inggris, 12-13 Juli lalu. Selama dua hari uji coba itu, Rio mampu menyelesaikan lintasan sepanjang 300 kilometer yang membuatnya layak mengajukan super license atau lisensi khusus untuk balapan F1. Sebelumnya, dua tahun silam, dia sempat mencoba tes serupa saat berada di Dubai.
Pembalap Marussia Carlin GP2 Team ini pun merasa semakin terpacu mengejar mimpinya turun di lomba balap tertinggi di dunia, setelah menjalani program Young Driver F1 Test dari Marussia. Timnya sudah mempunyai program bagi Rio melangkah ke jenjang F1. Bila berhasil, dia merupakan pembalap Indonesia pertama di Formula 1.
Di sela persiapan menghadapi GP2 seri kesembilan di Hockenheim, Jerman, pada 20-22 Juli 2012, Rio berbagi cerita kepada Tempo tentang pengalamannya.
Bagaimana rasanya menjajal Formula 1 untuk kedua kalinya?
Luar biasa. Alhamdulillah, bisa sekali lagi berkesempatan ngetes mobil F1 dan kali ini saya dalam kondisi yang lebih siap, mental, fisik, dan teknis.
Pertama kali menyalakan mobil F1, seperti apa yang Anda rasakan?
Sangat teknikal. Butuh feeling yang baik untuk bisa meng-handle kepekaan sistem elektronik mobil.
Bedanya dengan mobil GP2?
Mobil F1 jauh lebih canggih sistem elektroniknya, termasuk system control di steering wheel.
Dibanding testing F1 di Abu Dhabi pada 2010?
Mobil F1 yang saya coba pada 2010 lebih-kurang sama dengan mobil MR-01 yang saya coba kemarin di Silverstone. Namun, di uji coba kedua ini, saya lebih terbantu karena familiar dengan sistem elektronik dan cara kerja tim crew di sekitar saya yang bekerja lebih intens.
Bagaimana dengan uji coba sesi pertama?
Sesi pertama lebih kepada familiarization dengan mobil. Tidak terlalu sulit buat saya. Namun, sangat saya sesalkan tidak bisa lebih dari 19 lap akibat masalah kebocoran liquid dan cuaca sehingga mengurangi kesempatan saya untuk bisa memperbaiki waktu putaran saya. (Saat itu Rio mencatat waktu tercepat 1 menit 37,04 detik.
Kalau uji coba sesi kedua, bagaimana?
Pada sesi kedua, uji coba 79 lap di sirkuit konfigurasi internasional, bukan grand prix. Jaraknya lebih pendek.
Dari dua sesi itu, apa pengalaman yang bisa diambil?
Intensitas dan komitmen kerja tim, attention to detail. Bekerja secara team work dengan sistem yang sudah dibentuk.
Setelah uji coba, apa semakin termotivasi untuk segera ke F1?
Bukan saja tambah motivasi mengejar F1, tapi juga lebih determined (mengukuhkan tekad) untuk tampil lebih baik di GP2 di setiap seri pada tahun ini untuk mengejar dan memperbaiki poin.
Musim ini targetnya apa?
Target akhir musim ini bisa berada di posisi klasemen top 10 dan naik podium di salah satu seri. Ini merupakan extra bonus buat saya.
Sudah puaskah atas penampilan GP2 musim ini?
Puas. Namun, saya merasa dan yakin bisa lebih baik dari selama ini.
Masihkah punya waktu luang?
Saat ini sangat padat dengan segala aktivitas yang berkaitan dengan balap GP2.
Kapan kembali ke Tanah Air?
Rencananya pada Ramadan hingga Idul Fitri di Tanah Air. Setelah itu kembali ke Eropa untuk GP2 seri Belgia.
Sudah ada agenda Ramadan?
Recharge (mengisi waktu luang) dan contemplate (merenung). Refocus (berfokus lagi) untuk tiga seri tersisa di musim ini, di Spanyol pada 31 Agustus-2 September 2012; di Monte, Italia, 7-9 September 2012; dan seri terakhir di Singapura pada 21-23 September 2012.
RINA WIDIASTUTI
Berita terkait:
Rio Haryanto Jajal Formula 1
Chandra Alim: Rio Punya Modal ke F1
Blakblakan dengan Rio Haryanto Soal F1
Sibuk Balapan, Rio Haryanto Tak Punya Waktu Pacaran
Rio Haryanto Pilih Senna Ketimbang Schumacher
Balapan Feature Silverstone, Rio Start Posisi 12